Hubungan Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Daya Keluaran Pada Sebuah Panel Sel Surya

  • 28 Agustus 2015
  • 5860

Bahan bakar minyak dan batubara terbentuk dari fosil yang dimanfaatkan sebagai sumber energi utama pembangkit listrik yang dimiliki oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dimana keberadaannya semakin lama semakin menipis. Sebagai energi yang tidak dapat diperbaharui lagi akan membuat nilai jualnya semakin tinggi, kata Wakil Rektor II UNTAG Surabaya Dr. Ir. Hj. R.A. Retno Hastijanti, MT perlu dilakukan kajian dan penelitian energi terbaharukan sebagai sumber energi listrik salah satunya energi dari matahari.

Penggunaan energi terbarukan merupakan alternatif untuk mengurangi permintaan energi ke PLN dan mengoptimalkan potensi alam. Sel surya merupakan teknologi yang mengubah cahaya matahari menjadi energy listrik. “ Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan intensitas cahaya matahari terhadap daya keluaran pada sebuah panel sel surya,” kata Hasti kepada warta17agustus.

Retno Hastijanti bersama dengan dosen Fakultas Teknik lainnya, Subekti Yuliana dan Gde Sarya dalam penelitiannya menggunakan metode pengukuran intensitas matahari secara nyata dan pengukuran daya keluaran panel sel surya tersebut, adapun bahan yang digunakan adalah lumen meter digunakan untuk mengukur intensitas cahaya matahari, multimeter digunakan untuk mengukur tegangan dan arus, battery charge regulator dengan kapasitas 10 A, Panel sel surya dengan kapasitas 50 Wp, dan battery 65 Ah.

Pengujian dilakukan selama 6 hari, setiap hari pengujian dimulai dari jam 06.00-18.00 WIB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas cahaya matahari tertinggi terjadi antara jam 11.00-13.00 WIB dengan nilai intensitas cahaya matahari sebesar 98.000 lux-116.200 lux. “ Sedangkan daya keluaran sel surya tertinggi sebesar 14,80 watt dengan intensitas cahaya matahari terukur 116.200 lux,” tutup Hasti.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id