Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Terwujudnya Mimpi Anak Pinggiran
Kediaman terisolir yang dibatasi hutan dan dikelilingi sungai, betapa hidup ini merupakan perjuangan yang berat bagi Kusnan. Dia dibesarkan dari keluarga petani yang serba minim fasilitas. Akses jalan yang tidak kunjung dibangun membuatnya harus berjibaku setiap hari menelusuri jalan setapak yang berliku-liku untuk mengenyam pendidikan. Dia tinggal di pinggiran Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Kusnan mengatakan orangtuanya tetap gigih mendukung pendidikannya meskipun kondisi ekonomi keluarga pada saat itu dalam keadaan sulit. Akan tetapi, ketika dia ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, orangtua tidak menyetujui keinginannya tersebut.
‘’Kondisi ekonomi menjadi alasan utama orangtua tidak mendukung saya melanjutkan kuliah. Saya sadar bahwa pendidikan tinggi membutuhkan biaya yang tidak sedikit, belum untuk biaya hidup. Apalagi orangtua saya harus terus menjaga asap dapur agar tetap mengepul,’’ ujar dia.
Kemudian pada Januari 2011, Kusnan memutuskan mengadu nasib keluar Jawa, yaitu di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Selama 6 bulan, dia bekerja sebagai Surveyor di salah satu perusahaan swasta yang fokus dibidang kelapa sawit. Dari penghasilan tersebut, dia membulatkan tekad dan memberanikan diri untuk melanjutkan cita-cita yang tertunda di Kota Pahlawan pada September 2011. Adapun kampus yang dia pilih adalah, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya dengan mengambil Jurusan Administrasi Publik.
Selama dibangku kuliah, Kusnan berusaha untuk menyeimbangkan tiga hal yang menurutnya penting untuk mengantarkan kesuksesan di era industri 4.0, yaitu kemampuan di bidang akademik atau keilmuan, prestasi non-akademik, dan organisasi. Pertama, di bidang akademik dia mendapatkan beasiswa Prestasi Peningkatan Akademik (PPA) Kemenristekdikti (2013), beasiswa Pemerintah Kabupaten Bojonegoro (2014), penghargaan Rektor Untag Surabaya sebagai mahasiswa berprestasi (2014), delegasi pertukaran mahasiswa internasional di Khon Kaen University Thailand (2014), dan lulusan terbaik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (2015).
Kedua, di bidang non-akademik dia berhasil menjadi pemenang Favorit Lomba Menulis Cerpen Remaja Tingkat Nasional(2013), pemenang Dana Hibah Berwirausaha Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi Republik Indonesia (2014), dan pemenang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-Penelitian) Kemenristekdikti (2015). Selain itu, dia juga berhasil menerbitkan beberapa judul buku fiksi baik yang ditulis mandiri maupun secara bersama-sama, di antaranya ‘’Mimpi Anak Pinggiran’’ (2013), ‘’Mimpi yang Sempurna-Kisah Inspiratif Meraih Impian’’ (2014), ‘’Gue Berani Putusin Elo!’’ (2015), ‘’APAM’’ (2015), dan ‘’Surat Cinta Pertamaku’’ (2015).
Ketiga, dalam hal organisasi Kusnan aktif dibeberapa organisasi kampus baik yang bergerak di bidang penalaran, kreativitas, maupun minat bakat, seperti Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Diskusi, Penelitian, Penalaran, dan Penerbitan Kampus ((UKM Fordimapelar) sebagai Ketua Departemen Diskusi dan Penalaran (2012), Ketua Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik (2013), dan Ketua UKM Kerohanian Islam (2014).
‘’Jika ketiga hal tersebut dapat dilaksanakan secara seimbang, maka kompetensi mahasiswa atau seseorang akan terasah dengan baik, seperti berpikir kritis, kreatif dan inovatif, komunikasi yang baik, percaya diri, memiliki kemampuan leadership, mampu bekerjasama dan berkolaborasi, serta masih banyak lagi lainnya,’’ kata Kusnan dengan nada percaya diri.
Berbagai capaian yang diraihnya tersebut, tidak serta merta membuat Kusnan cepat puas melainkan sebagai penyemangat untuk menjadi lebih baik lagi. Saat ini dia sedang menyelesaikan kuliah magister (S2) Kebijakan Publik di Universitas Airlangga. Setelah studinya ini selesai, dia akan melanjutkan ke jenjang doktoral (S3).
‘’Saya ingin menjadi seorang pendidik, sehingga saya dapat berbagi ilmu pengetahuan untuk membantu mencerdaskan anak bangsa. Inilah yang dapat saya lakukan untuk mengisi kemerdekaan di era industri 4.0,’’ tegasnya.
Kusnan sangat percaya bahwa cita-citanya dapat diwujudkan dan tentunya atas izin Tuhan Sang Maha Pecinta. Karena Allah SWT., telah berfirman: ‘’…sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…’’ (QS. Ar-Ra`d: 11).
Penulis : Ika Lestari, Mahasiswa Institut Sains Terapan dan Teknologi Surabaya (ISTTS).