Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Kabar mencengangkan datang dari Wiranto, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam). Wiranto ditusuk oleh orang tidak dikenal setelah melakukan kunjungan dan peresmian gedung baru Universitas Mathla`ul Anwar, Banten, pada Kamis (10/10/2019). Kejadian penusukan Wiranto tersebut terjadi di alun - alun Menes, Pandeglang Banten.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, dua pelaku penyerangan saat ini telah ditangkap. Dari hasil proses penyelidikan sementara, Kedua pelaku tersebut bernama SA alias Abu Rara, kelahiran Medan dan seorang perempuan berinisial FA, warga Brebes.
‘’Ya, untuk dua pelaku sudah diamankan, satu lelaki dan satu perempuan,’’ ujar Dedi Prasetyo.
Penusukan bermula saat Wiranto turun dari mobil. Begitu turun dari mobil, Wiranto kemudian bersalaman dengan Kapolsek Menes, Kompol Dariyanto. Setelah bersalaman Wiranto ditusuk bagian perutnya oleh pelaku. Wiranto terhuyung dan kemudian terjatuh. Polisi dan petugas keamanan pun langsung meringkus kedua pelaku. Sementara Wiranto dimasukkan ke dalam mobil dan dilarikan ke rumah sakit.
Saat ini, Wiranto telah dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto. Direktur RSUD Berkah Pandeglang, Firmansyahjuga membenarkan bahwa Wiranto menderita dua luka tusukan di perut bawah sebelah kiri. Selain Wiranto, ada juga seorang lagi yang terluka yaitu Kapolsek Menes, Kompol Dariyanto.
‘’Ada luka di dada sebelah kiri. Alhamdulillah sejak beliau datang ke RSUD Berkah dalam kondisi sadar dan sudah kami tangani dengan tim medis, saat ini kondisinya stabil,’’ kata Firmansyah.
Selain itu Dedi juga menyebut, polisi masih mendalami motif yang melatarbelakangi pelaku melakukan penusukan pada Wiranto. Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menuturkan, saat ini Kapolda Banten tengah berada di lokasi tempat Wiranto ditusuk. Namun, tidak bisa berbicara banyak karena harus menunggu informasi lebih lanjut.
Di sisi lain ada sejumlah kalangan yang menganggap bahwa kasus penusukan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan tersebut adalah bagian dari rekayasa. Dosen Fakultas Hukum Untag Surabaya, Prof. Soetanto Soepiadhy angkat bicara terkait anggapan tersebut. Menurutnya, jika memang kasus ini adalah rekayasa, kenapa harus ditusuk.
‘’Kasus ini bukan setingan atau rekayasa, ini ditusuk. Kalau rekayasa, kenapa harus ditusuk? Persoalan ini (anggapan di media sosial bahwa kasus Wiranto adalah rekayasa) harus kita atasi bersama. Kita semua harus sadar bahwa kondisi Indonesia sedang tidak baik. Pemerintah kita saat ini malas merubah kebiasaan jelek, tidak ada perubahan sistem yang sesuai, padahal pada era milenial ini benar - benar berbeda dengan era sebelumnya,’’ ujar Dosen Pengampu Mata Kuliah Kewarganegaraan tersebut.
Reporter