Kebaikan Yang Dilakukan Secara Terus-Menerus Akan Memupuk Keimanan

  • 02 November 2015
  • 5719

Agama Islam mengajarkan kepada umat manusia untuk selalu berserah diri dengan sepenuh hati, tulus dan pasrah kepada Allah Swt. Menurut Ahmad Su'udi, khotib dan sekaligus imam sholat Jum’at, (30/10/2015) sikap berserah diri ini merupakan buah yang dihasilkan dari pengakuan atas kemahatunggalan dan kemahakuasaan - Nya.

Iman sendiri merupakan landasan pokok bagi terbentuknya keislaman. Antara iman dan Islam bagaikan satu bangunan yang saling memperkuat satu sama lain. Iman tidak ada artinya tanpa amal shalih, dan amal shalih akan sia-sia jika tidak dilandasi keimanan. Oleh karena itu, dapat dikatakan setiap muslim pasti mukmin dan setiap mukmin pasti muslim. Logikanya, orang yang percaya tentang kenabian Muhammad Saw. tentu tunduk dan patuh pada pesan-pesan syari’atnya.

“Iman itu adalah diyakini sepenuh hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dalam perbuatan. Maka, ini merupakan satu kesatuan,” papar Ahmad dalam khutbahnya.

Berdzikir tanpa iman, lanjut Ahmad, akan sulit terwujud bahkan tidak akan bisa. Dalam hal ini Ahmad membacakan arti dari QS. Ali-Imron ayat: 190-191, “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”

Ahmad mengatakan, keimanan orang tidak akan bisa istiqomah apabila tidak bisa menerima kebenaran dari orang lain. Kebaikan yang dilakukan terus-menerus akan memupuk keimanan pada seseorang dan menjalin hubungan baik kepada Allah, menjalin hubungan baik kepada sesama manusia, dan menjalin hubungan baik kepada alam. “Semua perbuatan akan ada pertanggungjawabannya. Marilah kita selalu berprasangka baik kepada orang lain, meninggalkan perbuatan-perbuatan jelek,” imbuhnya.

Dalam khutbah terakhirnya, Ahmad mengajak semua jama’ah agar mampu mengendalikan mengendalikan nafs, agar tidak melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah. “Keimanan perlu ditanamkan dalam hati kita. Mudah-mudahan Allah memberikan hidayah kepada kita semua,” tutup Ahmad.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id