Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Senin, 25 November 2019, tepat 25 tahun Indonesia memperingati Hari Guru Nasional sejak ditetapkannya Keputusan Presiden No 78 Tahun 1994. Selain itu, Keppres ini adalah bentuk penetapan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Guru merupakan salah satu pekerjaan mulia bagi banyak orang. Karena guru, semua orang bisa lahir menjadi banyak profesi dan pekerja dengan kemampuannya masing – masing. Dari guru, orang yang awalnya tidak tahu akan menjadi tahu, yang awalnya tidak paham menjadi paham serta orang yang tidak mempunyai karakter akan dapat membentuk karakter lewat apa yang diajarkan oleh mereka.
Di Indonesia sendiri, sejak tahun 1912 para guru pribumi yang terdiri dari guru bantu, guru desa, kepala sekolah dan pemilik sekolah membentuk sebuah organisasi bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) untuk memperjuangkan persamaan hak pendidikan dari pihak Belanda. Maka dari itu, pengapresiasian terhadap guru sangat pantas diajukan.
Lalu bagaimana pendapat dari Kepala Sekolah SMP 17 Agustus 1945 (SMPTAG) Surabaya, Dra. Wiwik Wahyuningsih, M.M., mengenai profesi Guru ini?
Menurut Wiwik, guru adalah profesi yang mulia, meskipun pada awalnya bukan cita – citanya. ‘’Karena sebenarnya cita – cita saya adalah menjadi orang kantoran yang berpakaian rapi, aromanya harum dan berkecimpung di depan komputer,’’ pungkasnya.
Tetapi setelah mendalami menjadi guru sejak tahun 1992, Wiwik mengaku bahwa guru adalah profesi yang sangat luar biasa. Karena mengajarkan anak yang awalnya tidak bisa menjadi bisa, anak yang tidak tahu menjadi tahu dan itu akan menjadi tiket surga untuknya dan para guru lainnya.
Saat ditanya bagaimana tanggung jawab menjadi seorang guru, wanita kelahiran Surabaya menjawab itu pekerjaan yang sangat berat, apalagi di era sekarang. Terutama menjadi guru SMP, karena masa SMP adalah masa di mana seorang anak akan tumbuh menjadi remaja. Apabila pendidikan yang diberikan itu salah maka akan berdampak besar di kehidupan dewasanya nanti.
‘’Dimasa SMP anak sangat membutuhkan perhatian ekstra, itulah yang membuat tanggung jawab kita sebagai guru SMP sangat berat. Karena ini adalah masa di mana anak – anak akan menginjak pra remaja, maka harus diterapkan pendidikan karakter yang bagus,’’ jelasnya saat ditemui reporter warta 17 agustus, (25/11).
Selain itu faktor lain yang sangat mempengaruhi adalah keluarga. Kenakalan anak itu banyak dipicu dari masalah – masalah yang timbul di dalam rumah tangga atau keluarganya sendiri. ‘’Itu salah satu faktor yang paling berat bagi kami untuk membentuk sebuah karakter,’’ imbuh Kepsek SMPTAG itu.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dibandingkan guru jaman dulu, guru sekarang lebih berat tanggung jawabnya karena karakter anak jaman sekarang berbeda jauh dengan karakter anak jaman dulu yang lebih mudah dibentuk.
Selain itu, sulitnya mencari formulasi pendidikan jaman sekarang menjadi salah satu PR yang harus dikerjakan oleh guru. Karena bukan hanya sekedar memberikan atau mentransfer ilmu saja, tetapi pembentukan karakter. ‘’Jadi bagi kami pekerjaan guru adalah profesi yang mulia tapi bukan pekerjaan yang ringan,’’ terangnya
Sebagai seorang guru, Wiwik berpesan kepada semua guru untuk berani merubah paradigma dan metode belajar dengan menyesuaikan apa yang sudah diperintahkan oleh menteri baru Kemendikbud Republik Indonesia. Salah satunya adalah berani untuk menggunakan sistem IT dan teknologi yang terbaru. Contohnya penggunaan Microsoft Office 365, dimana pembelajaran bisa dilakukan secara jarak jauh, dan tidak harus di kelas.
‘’Hal seperti itu yang harus kita manfaatkan untuk lebih banyak meluangkan waktu berinteraksi kepada murid. Lebih mendekatkan diri kepada murid agar tidak ada sekat atau jarak antara murid dengan guru,’’ tutupnya.