Kesiapan Anak Memasuki Sekolah Dasar

  • 07 April 2017
  • latifah
  • 5785

Kebanyakan orang tua mempersiapkan kemampuan akademis putra-putrinya sejak dini sebelum memasuki jenjang sekolah dasar (SD). Anak-anak tersebut telah mendapatkan pelajaran membaca, menulis, dan berhitung. Padahal, ada hal yang tak kalah penting yang harus disiapkan. Yakni, perkembangan psikologis anak.

Suhadianto, SPsi. MPsi. Psikologi, Dosen Fakultas Psikologi UNTAG Surabaya disela-sela workshop mengungkapkan tentang ‘Strategi Memahami Kesiapan Anak Memasuki Sekolah’ Fakultas Psikologi UNTAG Surabaya bekerjasama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Jawa Timur.

Menurutnya, kebanyakan orang tua terlalu terburu-buru mendidik putra-putrinya. Akhirnya mereka kurang memperhatikan perkembangan psikologis buah hatinya. " Bahkan, masih usia 5 atau 6 tahun sudah disuruh sekolah,'' ucap anggota Departemen Pendidikan Fakultas Psikologi UNTAG Surabaya itu.

Akibatnya, banyak anak yang secara akademis sudah siap. Tapi, secara psikologis belum matang. Sehingga, mereka tidak mampu menghadapi beban sekolah. " Kita lihat misalnya, ketika anak mendapatkan tugas yang lebih besar dan lebih banyak dari sebelumnya. Mereka yang belum matang perkembangan psikologisnya akan mudah putus asa. Sehingga merasa tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut. "

Akhirnya karena orang tua kasihan dengan sang anaknya, mereka mengalah dan membantu mengerjakan tugas anak-anaknya hingga tuntas. Nah, dari sini terjadi upaya pendidikan yang kurang baik. Ketika orang tua mengerjakan tugas sang anak, berarti mereka tidak mengajarkan kemandirian. Yang selanjutnya, anak-anak akan tergantung terus kepada orang tuanya.

Suhadianto menambahkan, karena hal tersebut juga ada efek lainnya seperti ketika di sekolah, siswa jadi takut menghadapi gurunya. " Mungkin gurunya tidak galak, tetapi karena sering diberi tugas banyak, akhirnya anak menjadi takut. Begitu pula ketika mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Dia cenderung tidak bisa melindungi diri dari serangan itu. Terparah bisa menyebabkan phobia sekolah. ''

" Karenanya, persiapan psikologis juga menjadi faktor penting sebelum anak memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Orang tua bisa membantu mempersiapkan perkembangan anak dengan menerapkan pola asuh yang positif. Misalnya, ketika ada masalah tidak langsung menyalahkan anaknya. Tapi, mengajak mereka menyelesaikan problem tersebut. Juga, menghindari penggunaan kata-kata dan pelabelan yang negatif. " tutupnya.

Fakultas Psikologi UNTAG Surabaya bekerjasama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Jawa Timur akan menyelenggarakan workshop ‘Strategi Memahami Kesiapan Anak Memasuki Sekolah’. kegiatan yang akan berlangsung selama 2 hari di Ruang I 107 gedung pascasarjana Jum’at-Sabtu (24-25/3/2017).

Workshop strategi memahami kesiapan ana memasuki sekolah pada 24-25 maret 2017 di gedung pascasarjana ruang I 107

Suhadianto, SPsi. MPsi. Psikologi salah satu panitia acara mengatakan bahwa tujuan acara ini

Tujuan acaranya memberikan pelatihan pada peserta supaya bisa mekakukan scrining atau pemeriksaaan pada anak ayang akan masuk kelas 1 sd

 

Harapannya teman-teman yag mengikuti acara ini nanti ketika di jadikan konsultan disalah satu lembga pendidikn itu bisa memberikan keputusan yang tepat menentukan calon siswa yang bisa diterima di sekolah tersebut dan mana yang belum diterima dan tentu saja selanjutnya memberikan soslusi jika memang belum diterima itu solusinya seperi apa yang perlu dikembang lagi dan menjadi pr orang tua itu apa dan secara spikoogis yang belum matang apa.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

N. S. Latifah

Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme