Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Pemerintah telah menetapkan proses perpindahan alokasi frekuensi di frekuensi 1800 Mhz yang digunakan operator telekomunikasi seluler sejak 4 Mei 2015. Wilayah Maluku dan Papua dipilih menjadi lokasi pertama dari proses perpindahan alokasi spektrum tersebut.
Perpindahan alokasi frekuensi tersebut, menurut Eko Halim Santoso, S.Kom, Kasubag IT di Badan Sistem Informasi (BSI) Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya diakui akan mempengaruhi layanan komunikasi yang dipakai pelanggan pada wilayah yang fasilitas komunikasinya sedang diatur ulang. “ Tetapi, operator telekomunikasi pasti sudah mempersiapkan segala sesuatunya,” kata Eko.
Meskipun begitu, lanjut Eko, pelanggan pada wilayah yang fasilitas komunikasinya sedang diatur ulang agar menghindari transaksi yang berhubungan dengan masalah keuangan. “ Khususnya perbankan, khawatirnya proses transaksi seperti transfer dan sebagainya akan terganggu,” imbuhnya.
Alumni jurusan Teknik Informatika Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya tersebut menambahkan bahwa segala aktifitas yang berhubungan dengan koneksi secara real time sebaiknya dihindari terlebih dahulu. “ Seperti online trading,” ucap Eko, saat ditemui di kantornya, Selasa (5/5).
Hal itu untuk mengantisipasi agar proses transaksi yang dilakukan tidak terkena dampak akibat gangguan layanan telekomunikasi yang mungkin terjadi.