Lila Suxmadamayanti Mahasiswa Tesis Terbaik Magister Psikologi UNTAG Surabaya

  • 21 Februari 2017
  • latifah
  • 5885

Lila Suxmadamayanti mendapatkan penghargaan tesis terbaik Magister Psikologi UNTAG Surabaya Tahun Akademik 2016/2017 Semester Ganjil dengan judul " Pemaafan, Kebersyukuran dan Stres ". Peneliti ingin meneliti bagaimana cara mengurangi stres, khususnya jika dikaitkan dengan Psikologi positif, seperti pemaafan dan kebersyukuran.

Stres bisa menyebabkan persoalan yang muncul menjadi semakin buruk. Karena, ketika stres menyebabkan tubuh mengalami gangguan, maka gangguan tersebut akan semakin sulit untuk disembuhkan. Stres juga berpengaruh terhadap terganggunya regulasi sistem kekebalan tubuh dan proses pembakaran, sehingga orang yang mengalami stres rentan terhadap infeksi, gangguan kekebalan tubuh, serta bebapa tipe kanker. Berdasarkan penelitian terdahulu menunjukan adanya keterkaitan antara pemaafan dan stres serta keterkaitan antara kebersyukuran dan stres.

" Menurut hasil penelitian terdahulu jumlah orang stres semakin meningkat selama beberapa tahun. Seperti penelitian di Amerika menunjukkan adanya peningkatan jumlah individu yang mengalami stres sejak tahun 2006 hingga tahun 2009. Di Indonesia sendiri stres juga melanda para perkerja, seperti sebuah survei pada tahun 2012 menemukan bahwa 64% pekerja di Indonesia mengalami peningkatan stres dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga dari data tersebut saya merasa perlu mengadakan penelitian mengenai stres. " Kata mahasiswi yang dibimbing oleh Dr. H. Muhammad Farid, MS. dan Prof. Dr. H. M. As'ad Djalali, SU.

Lila melanjutkan, " Untuk melakukan penelitian ini saya menyusun skala pengukuran pemaafan, skala pengukuran kebersyukuran dan skala pengukuran stres lalu menyebarkannya kepada 100 orang responden berusia 20 tahun hingga 50 tahun yang berdomisili di Surabaya dan Sidoarjo. Berdasarkan data yang telah diolah bahwa terdapat hubungan antara pemaafan, kebersuyukuran dan stres, dimana semakin tinggi pemaafan maka semakin rendah stres dan semakin tinggi kebersykuran maka semakin rendah stres. "

Informasi dari seorang dosen penulis bahwa sekitar awal tahun 1970an disekitar wilayah Yogyakarta UNESCO mengadakan penelitian, menemukan di wilayah tersebut hampir tidak ditemukan kuburan bayi. Padahal makanan yang mereka konsumsi jauh dari gizi yang sempurna. Di sini disimpulkan bahwa kematian bayi tampaknya tidak berkaitan dengan asupan gizi ibu yang mengandung dan melahirkannya. Angka kematian bayi yang gugur sebelum dilahirkan tampaknya lebih terkait dengan sifat ibu mereka yang cenderung selalu nerima dan bersyukur terhadap apa yang mereka terima, sehingga tidak mudah stres bayi dikandungannya dapat tumbuh dengan sehat, dan terhindar dari kematian yang belum saatnya.

" Dari hasil penelitian ini saya menyarankan bagi para praktisi Psikolog yang menjalankan praktik konseling maupun psikoterapi diharapkan dapat mengembangkan terapi pemaafan dan terapi kebersyukuran untuk membantu individu yang mengalami stres, maupun membantu individu agar terhindar dari stres sehingga tidak mudah terserang penyakit. Jadi, orang pemaaf dan suka bersyukur akan cenderung terhindar dari penyakit dan tentunya akan lebih panjang umur. " ucap Lila pada warta17agustus.com


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

N. S. Latifah

Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme