Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dalam rangka memperingati hari jadi ke-61 tahun, Untag Surabaya menggelar talk show dengan mendatangkan Produser ternama, Livi Zheng. Talk show yang berlangsung Kamis, (08/08/2019) di Graha Wiyata lantai 9 tersebut mengusung tema ‘’The Real Patriotism for Indonesian Now’’. Kegitan itu bertujuan untuk menegakkan serta meningkatkan jiwa-jiwa patriotis masyarakat Indonesia.
Rektor Untag Surabaya, Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA., dalam sambutannya mengatakan, di usia Untag Surabaya yang ke 61 tahun ini, sebagai kampus Merah putih, sebagai kampus Nasionalis, sudah seharusnya dapat memberi pengaruh dan memberi kontribusi besar atas tegaknya jiwa-jiwa patriotisme kepada masyarakat luas.
‘’Untag Surabaya pada tahun ini memasuki usia 61 tahun. Tentunya itu adalah usia yang sudah luar biasa. Sehingga jika Untag sering disebut kampus Merah Putih, kampus tentang wawasan kebangsaan, kampus yang menekankan tentang Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, sudah selayaknya kita menegakkan patriotisme, dan pancasila akan selalu kita dengungkan untuk menjaga serta memajukan Indonesia yang kita cintai,’’ ujar pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Poltag Surabaya tersebut.
Sedangkan, Bendahara Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, J. Subekti, S.H., M.M., mengatakan, dari sekian banyak masyarakat Indonesia yang telah berjuang mulai dari kebangkitan nasional, masa persiapan kemerdekaan, hingga setelah Indonesia merdeka, ada jutaan patriot indonesia. Dalam hal ini, menurutnya Livi Zheng juga merupakan seorang patriot, karena mengenalkan budaya Indonesia ke seluruh dunia melalui film yang diciptakannya.
‘’Tentunya menjadi sebuah penghargaan bagi Untag Surabaya, dimana pada perayaan Dies Natalies yang ke-61 ini dihadiri salah seorang warga Indonesia, warga Jawa Timur yang menjadi Sutradara, produser, bahkan artis Hollywood, yaitu Livi Zhang. Jika berbicara terkait patriotisme, pasti hal tersebut dilahirkan oleh sejarah. Oleh sebab itu, jika kita membicarakan mengenai hubungan film dan sejarah, hal ini sudah tepat. Karena film dapat menjadi sejarah sekaligus menjadi agen sejarah itu sendiri,’’ ucap Subekti.
Di sisi lain, Livi Zheng saat ditanya terkait film action dan film yang membahas mengenai budaya, dia mengatakan hal itu karena banyak masyarakat di Amerika yang kurang mengenal seperti apa Indonesia. Dari sana akhirnya Livi memasukkan unsur-unsur budaya Indonesia dengan harapan akan banyak masyarakat yang mengenal Indonesia beserta budayanya.
‘’Saya dan adik saya hobi di bidang perfilman dan sejak kecil saya juga hobi bela diri. Setelah lulus SMP lanjut SMA ke Beijing yang kebetulan di sana belajar bela diri di sekolahnya Jet Li, sehingga akhirnya terinspirasi untuk bekerja di bidang perfilman, khusunya film action. Ketika lulus SMA melanjutkan S1 di Amerika, dan ternyata banyak orang Amerika yang tidak mengetahui Indonesia. Berawal dari hal tersebut, akhirnya bercita-cita untuk memasukkan unsur-unsur Indonesia dalam film saya,’’ tutup perempuan kelahiran kota Blitar, Jawa timur tersebut.
Reporter : YRS
Editor : LA_Unda