Perguruan Tinggi akan menjadi ladang subur tumbuhnya radikalisme jika para mahasiswa tidak dibekali pemahaman kebangsaan yang cukup. Menurut Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan KemenkumHAM RI Prof. Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H.,M.Hum ini perguruan tinggi menjadi sasaran utama gerakan radikalisme.
‘’Mahasiswa merupakan agen perubahan untuk membuat negara menjadi lebih baik. Namun, banyak mahasiswa terjerumus dalam radikalisme yang bertentangan dengan ideologi bangsa. Maka mahasiswa harus kembali untuk mempertebal ideologi bangsa supaya bisa mencegahnya dan tidak salah arah,’’ kata Prof. Widodo saat menghadiri seminar nasional di UNTAG Surabaya, Rabu, (1/8). Dalam seminar ini, ia ditunjuk sebagai keynote speaker.
Menurut Prof. Widodo, penguatan perguruan tinggi merupakan implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, baik di bidang pendidikan, penelitian atau pengabdian. Tetapi, ia menyayangkan bahwa banyak lupa untuk mengisinya. Tri Dharma wadah yang harus selalu diisi.
‘’Dan ketika masuk era reformasi, lahir generasi yang dilahirkan perguruan tinggi, bahkan ada yang mengklaim sebagai kampus nasionalis. Mereka menghasilkan lulusan yang tidak lagi mengenal sejarah bangsanya, tidak mengenal pemikiran-pemikiran besar bung karno,’’ jelasnya.
Permasalahan tersebut, kata Prof. Widodo, harus menjadi tugas bersama, baik mahasiswa, dosen, dan semua pihak untuk membumikan isi pidato Bung Karno. Karena itu, ia berharap dari kegiatan seminar yang digelar UNTAG Surabaya tersebut, dapat melahirkan referensi akademik.
‘’Seminar nasional ini bisa menjadi momentum bersama antara UNTAG di seluruh Indonesia maupun kampus nasionalis lainnya sebagai kebangkitan untuk merevitalisasi ajaran-ajaran besar Bung Karno yang sarat akan nilai-nilai filosofi dan falsafat kenegaraan,’’ pungkasnya.
Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme