Mahasiswa Untag Surabaya Akan Gunakan Dana CSR - EQWIP HUBS Untuk Kegiatan Pemerhati Lingkungan

  • 09 Juli 2019
  • REDAKSI
  • 5979

Dosen Untag Surabaya, Dra. Noorshanti Sumarah, M.I.Kom., berhasil mensinergikan Program Kerja (Proker) mahasiswa KKN Non Reguler 2019 Untag Surabaya dengan salah satu pilar EQWIP HUBS yang fokus di bidang lingkungan. Setelah program KKN selesai pada bulan Juni 2019, akhirnya 01 Juli 2019 proposal CSR yang diajukan disetujui dan akan dilanjutkan untuk kegiatan bertemakan lingkungan.

Namanya memang sudah tidak asing lagi di kalangan pemerhati masalah lingkungan. Terlebih Noorshanti juga pernah dinobatkan sebagai Pahlawan Lingkungan oleh Walikota Surabaya. Menyangkut mengenai kerjasama dengan EQWIP HUBS, dia menjelaskan bahwa kerjasama tersebut terbagi menjadi dua.

‘’Pertama, mereka menyampaikan materi terkait green business yang dibawakan oleh Kanadian Volunteer EQWIP HUBS. Kedua, proposal pengajuan dana Corporate Social Responsibility (CSR) kami diterima. Dana tersebut sudah ada tinggal proses transfer. Berikutnya kami akan menghubungi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Untag Surabaya, agar ada formalitas pengalihan dana dari EQWIP HUBS ke Untag Surabaya melalui LPPM sebagai kegiatan pengabdian,’’ jelasnya.

Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi itu juga menambahkan, bahwa setelah ini yang mengelola dana tersebut adalah kelompok Werolas, sebutan kelompok KKN yang selama ini telah dibimbing Noorshanti di Kelurahan Ngagel Rejo, RW 12. Untuk ke depannya kegiatan tersebut juga tidak jauh menyangkut kepedulian terhadap kondisi lingkungan.

‘’Ke depannya kerjasama antara EQWIP HUBS dengan Untag Surabaya ini akan dilanjutkan oleh kelompok Werolas. Mereka nanti yang akan terjun ke lapangan menggunakan dana itu untuk kegiatan terkait masalah lingkungan, khususnya dalam pengolahan dan pemanfaatan sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis,’’ ucap Dosen Pembina Lapangan (DPL) Kelompok Werolas tersebut.

Permasalahan sampah memang harus menjadi perhatian lebih, mengingat dampak negatifnya akan sangat merugikan masyarakat luas. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan, baik itu sampah organik atau anorganik. Terkait hal ini, Noorshanti mengatakan ada peningkatan kondisi lingkungan di Untag Surabaya saat ini, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

‘’Tentunya jika kita mengamati bersama dari waktu ke waktu, sudah ada progres untuk penanganan masalah sampah di kampus Untag Surabaya sendiri. Jika dibandingkan dari tahun lalu dengan sekarang, kondisisnya bisa dikatakan berbeda. Karena semakin hari semakin banyak mahasiswa memiliki kesadaran dan wawasan terkait pengelolaan sampah dengan baik dan benar,’’ terangnya.

Diakhir wawancara, Noorshanti berharap semoga apa yang telah dilakukan selama bersama kolompok Werolas dapat memberi pengaruh positif kepada masyarakat. Sampah sudah tidak lagi diartikan sebagai hal yang menjijikan, tapi justru sebagai ‘’teman’’ untuk dikelola dengan baik. Begitu juga untuk mahasiswa, supaya tetap belajar mengenai permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat, terlebih rencana kegiatan ke depan terkait lingkungan.

‘’Semoga masyarakat mendapat banyak manfaat dari apa yang disampaikan oleh mahasiswa KKN Non Reguler ini. Sedangkan untuk mahasiswa KKN sendiri, harapan saya supaya mereka tetap belajar, karena mereka tidak selalu akan berada di menara gading kampus. Seperti menghafalkan pasal-pasal, rumus-rumus atau lainya, tapi bagaimana cara menyelesaikan masalah di lapangan dan melakukan pendekatan kepada masyarakat. Intinya, kehidupan itu tidak hanya tergantung pada apa yang ada di transkrip, tapi bagaimana kita kerjasama dan menjalin hubungan dengan orang lain,’’ tutup Noorshanti.

Reporter : YRS

Editor     : LA_Unda


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

REDAKSI