Mengelola Museum Itu Ada Ilmunya Tersendiri

  • 07 Oktober 2016
  • 5755

Penggiat cagar budaya Kota Surabaya asal UNTAG Surabaya, Dr. Ir. RA. Retno Hastijanti, MT bersama  Penggiat cagar budaya lainnya mengusulkan agar pemerintah membeli tanah bangunan cagar budaya eks markas radio Bung Tomo, kemudian dijadikan museum.

“Kalau ingin merekonstruksi rumahnya kembali agak sulit, karena bentuk awalnya tidak diketahui. Mau direkonstruksi tahun berapa, ada perubahan dua kali dalam IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) yaitu tahun 1975 dan 1996,” kata Dr. RA. Retno Hastijanti yang juga menjabat sebagai wakil rektor 2 di UNTAG Surabaya itu.

Lebih lanjut Dr. RA. Retno Hastijanti menjelaskan, alasan kedua jika jadi direkonstruksi adalah manfaatnya juga harus diperjelas. Berdasarkan klarifikasi dari tim cagar budaya bangunan itu sudah berubah dari bentuk aslinya. Bahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya hingga saat ini juga tidak memiliki referensi bentuk bangunan aslinya.

“Tim cagar budaya mengusulkan menjadi museum Bung Tomo, karena untuk menambah jumlah museum di Surabaya. Di Surabaya ada Tugu Pahlawan sebagai museum perjuangan dan museum kota di Siola,” tambah dosen Teknik Arsitektur itu kepada warta17agustus.com, Rabu (5/10/2016).

Dr. RA. Retno Hastijanti menyarankan jika memang eks markas radio Bung Tomo dijadikan museum, maka harus diperhatikan dan dipikirkan cara pengelolaannya. Menurutnya, dalam mengelola museum juga mempunyai ilmunya tersendiri. “Yang mengelola harus bersertifikat, selain pengelola dari birokrat juga ada yang dari permuseuman,” tutupnya.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id