Menyikapi Masalah Pengangguran di Indonesia

  • 06 Januari 2015
  • 5882

Luqman Zakariyah mahasiswa Fakultas Psikologi UNTAG Surabaya melakukan penelitian tentang “Adversity Qoutient Dengan Minat Entrepreneurship Pada Mahasiswa”. Adapun tujuan dari penelitiannya adalah agar dapat menjadi acuan bagi para mahasiswa dalam menyikapi permasalahan pengangguran di Indonesia dengan menjadi seorang entrepreneur dan  memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi industri, psikologi kognitif dan psikologi perkembangan serta cabang ilmu psikologi lainnya.

Pengembangan kewirausahaan beberapa tahun terakhir memang telah menjadi isu lembaga-lembaga ekonomi mulai dari tingkat daerah, nasional bahkan internasional. Kecenderungan ini karena keyakinan bahwa kewirausahaan adalah kunci untuk sejumlah hasil-hasil sosial yang diinginkan, termasuk pertumbuhan ekonomi, pengangguran yang lebih rendah, dan modernisasi teknologi. Fenomena rendahnya minat dan motivasi pemuda Indonesia untuk berwirausaha dewasa ini menjadi pemikiran serius berbagai pihak, baik pemerintah, dunia pendidikan, dunia industri, maupun masyarakat. Sulitnya mencari pekerjaan setelah lulus dari perguruan tinggi memang bukan fenomena baru di Indonesia. Berbagai upaya pun telah dilakukan pemerintah untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat, namun pada kenyataannya hal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Jumlah pengangguran negeri ini tidak lantas berkurang drastis. Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka Luqman tertarik melakukan penelitian tentang Adversity Qoutient Dengan Minat Entrepreneurship Pada Mahasiswa”.

Adapun hasil penelitiannya adalah pertama, menunjukkan bahwa hubungan antara adversity quotient dengan minat enterprenuership pada mahasiswa laki-laki adalah positif dan sangat signifikan (ada hubungan), artinya semakin tinggi tingkatan adversity quotient pada mahasiswa, maka semakin tinggi pula minat entrepreneurship, sebaliknya semakin rendah tingkatan adversity quotient pada mahasiswa maka semakin rendah pula minat entrepreneurship, namun hubungan antara adversity quotient dengan minat enterprenuership pada mahasiswi perempuan adalah positif dan tidak signifikan (tidak ada hubungan), artinya baik tinggi maupun rendah tingkatan adversity quotient pada mahasiswi, tidak berpengaruh terhadap minat entrepreneurship. Kedua, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat adversity quotient antara laki-laki dan perempuan, dan tidak terdapat perbedaan minat entrepreneurship antara laki-laki dan perempuan. Hal ini berarti bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki adversity quotient dan minat entrepreneurship yang sama.

 

Selain itu dia juga memberikan saran yang pertama bagi mahasiswa, berdasarkan hasil analisis data bahwa adversity quotient berkorelasi secara positif dan sangat signifikan serta karena tidak ada perbedaan minat entrepreneur antara laki-laki dan perempuan, maka untuk meningkatkan minat entrepreneur adalah dengan meningkatkan adversity quotient. Adapun cara untuk meningkatkan adversity quotient adalah dengan Teknik LEAD yaitu: listen, explore, analyze, dan do. Listen, mendengarkan dan memahami, apakah AQ yang dimiliki tergolong tinggi atau rendah, kemudian aspek-aspek mana dari CO2RE tersebut yang paling lemah segera diperbaiki terlebih dahulu. Explore, kesempatan memilih untuk memperbaiki kesulitan yang dihadapi dari sekian banyak kesulitan hidup yang sedang dihadapi. Analyze, menganalisis bukti-bukti penyebab kesulitan, sehingga tidak mudah menyalahkan diri sendiri atau orang lain sebagai penyebab terjadinya kesulitan. Do, melakukan sesuatu yang dapat membatasi jangkauan dan membatasi keberlangsungan adversity dalam keadaan saat adversity itu terjadi.

 

Kedua, bagi para peneliti lain yang ingin mengembangkan atau melanjutkan penelitian tentang entrepreneurship ini diharapkan dapat menggunakan variabel-variabel bebas lain seperti: pendidikan dan dukungan keluarga. Fenomena di masyarakat ada entrepreneur yang memiliki latar belakang lulusan perguruan tinggi dan ada juga yang hanya lulusan sekolah dasar, selain itu, ada entrepreneur yang merintis usahanya mulai dari nol dan ada juga yang merupakan usaha turun temurun yang menjadi warisan keluarga. 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id