Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Kolaborasi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan pasar modern (mart) di Kota Surabaya sangat memungkinkan. Hal ini dikatakan oleh ketua penelitian tim pascasarjana UNTAG Surabaya Dr. Soekarno HS.,Drs., MSi usai melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) di ruang I 107, Selasa (26/9/2017).
“FGD diadakan memang untuk membahas peluang kolaborasi antara UMKM dengan pasar modern di Surabaya. Ini sangat dimungkinkan karena aturannya juga sudah ada, yakni Peraturan Daerah (Perda) No. 8 Tahun 2014 tentang Penataan Toko Swalayan di kota Surabaya,” ucap Dr. Soekarno kepada warta17agustus.com.
Dosen yang pernah menjabat sebagai Ketua Pusat Pengabdian Masyarakat di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ini mengatakan, di dalam Perda No. 8 Tahun 2014 terdapat sebuah diktum yang menyatakan bahwa pasar modern yang ingin mendirikan usahanya harus berkolaborasi dengan UMKM.
“Pasar modern akan mendapatkan ijin usaha jika salah satu syaratnya terpenuhi, yaitu adanya kemitraan dengan UMKM. Untuk itu, jika dari segi keilmuan kolaborasi dari keduanya dimungkinkan bisa terlaksana,” jelas Dr. Soekarno.
Akan tetapi kolaborasi ini, lanjut dia, pelaksanaan kolaborasi di lapangan masih memiliki kendala-kendala. Kendala yang dimaksud seperti belum mampunya UMKM dalam memproduksi barang sesuai dengan standar pasar modern.
“Barang yang diproduksi oleh UMKM terkadang belum sesuai standar kualitas dan kuantitas dari pasar modern. Masalah lainnya lagi adalah dari segi pengelolaan keuangan,” ujarnya.
Menyikapi kendala tersebut, Dr. Soekarno menyarankan perlunya pembinaan, pendidikan dan pelatihan kepada para pelaku usaha UMKM agar produk yang dihasilkan bisa memenuhi standar pasar modern. Upaya seperti ini memang sudah dilakukan dinas terkait Kota Surabaya, akan tetapi masih perlu ditingkatkan lagi.
“Dinas terkait sudah memberikan pembinaan dan pelatiahn seperti Dinas UMKM dan Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Sosial meskipun keterlibatannya tidak secara langsung,” tegas dia.
Lebih lanjut Dr. Soekarno menjelaskan, dalam proses FGD timnya mengundang beberapa Dinas Kota Surabaya, pelaku usaha UMKM, dan asosiasi terkait kolaborasi antara UMKM dengan pasar modern.
“Dinasnya sudah saya sebut sebelumnya, pelaku usaha UMKM juga datang, tetapi asosiasi berhalangan hadir. Sangat disayangkan memang, karena FGD ini ingin mengetahui dari semua kalangan,” pungkasnya.
Dalam penelitian tim pacsarjana Kemenristekdikti pelaksanaan 2017 ini, Dr. Soekarno dibantu oleh rekannya yaitu Dr. Ayun Maduwinarti, Dra., MP, Dr. Suroso, MS , dan melibatkan mahasiswa doktoral (S3) serta mahasiswa magister (S2).