Pemerintah Dan Swasta Harus Bekerja Sama Dalam Mengatasi Masalah-Masalah Di Sektor Manufaktur

  • 15 Agustus 2015
  • 5778

Indonesia berpeluang meningkatkan pangsa pasar globalnya di sektor manufaktur, membuka jutaan peluang kerja baru, dan menggerakan transformasi struktural. Namun, menurut Dedy Surahman mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNTAG Surabaya dalam penelitiannya menyatakan tidak cukup bila hanya mengandalkan permintaan domestik dan internasional untuk mengatasi masalah-masalah yang menghalangi jalan sektor manufaktur di Indonesia lebih kompetitif dan tumbuh secara berkelanjutan.

“ Pemerintah dan swasta harus bekerja sama dalam mengatasi masalah-masalah yang menghalangi jalan sektor manufaktur Indonesia agar menjadi lebih kompetitif di kawasan dan tumbuh secara berkelanjutan,” kata Dedy kepada warta17agustus, Kamis (13/8/2015).

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan mengenai pengaruh good corporate governance (komisaris independen, dewan komisaris, dewan direksi, komite audit) terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang di proksikan melalui Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM), maka Dedy dapat meringkas penemuan pada penelitian tentang pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar dibursa efek indonesia (BEI) tahun 2012-2014 adalah Pertama, berdasarkan indikator outer loading, maka indikator Net Profit Margin (NPM) diperoleh T Statistics (│O/STERR│) 0.699, Dewan Direksi (DD) T Statistics (│O/STERR│) 1.007, dan Komisaris Independen (KI) 0.638 dari 3 indikator yang disebutkan memiliki loading kurang dari 1.96 dan tidak signifikan

Kedua, berdasarkan indikator outer loading, maka indikator Return on Equity (ROE) diperoleh T Statistics (│O/STERR│) 2.877 , Dewan Komisaris (DK) diperoleh T Statistics (│O/STERR│) 3.005 dan Komite Audit (KA) diperoleh T Statistics (│O/STERR│) 2.711 dan dari 3 indikator yang disebutkan memiliki loading lebih dari 1.96 dan signifikan

Ketiga, secara garis besar terdapat pengaruh negatif Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan, semakin rendah Good Corporate Governance, maka semakin rendah pula kinerja keuangan dengan nilai t statistik sebesar 1.141 tidak signifikan (t-tabel signifikansi 5% = 1.96) oleh karena nilai t ststistik lebih rendah dari t tabel 1.96.

Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, jelas Dedy, khususnya sub manufaktur, diharapkan tidak hanya memperhatikan ukuran seberapa banyak kuantitas komisaris independen, dewan komisaris, dewan direksi, dan jumlah komite audit. “ Tetapi, juga harus memperhatikan kompetensi yang dimiliki yang berhubungan dengan profesionalitas personal dalam bidang dan tugas masing-masing dalam perusahaan,” imbuh mahasiswa semester 8 itu.

Mahasiswa yang berdomisili di Jalan Jatipuro Surabaya itu memberikan saran bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan sample perusahaan yang lebih banyak, sehingga lebih mampu mewakili kondisi BEI secara general. “ Selain itu, disarankan juga untuk melakukan penelitian lain dengan menggunakan periode yang lebih lama agar pengaruh dari indikator corporate governance dapat dirasakan dalam pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan,” tutupnya.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id