Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Salah satu sindrom pasca lebaran adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak atau kadar gula tinggi. Tumpukan kolesterol pada pembuluh darah ke jantung serta peradangan bisa menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner (PJK). Ir.Richardus Widodo,MM ketua Prodi D3 Teknologi Industri Pertanian Politeknik 17 Agustus 1945 Surabaya mengatakan setelah berpuasa orang cenderung balas dendam dengan mengkonsumsi semua makanan yang disukainya, akan sangat berbahaya bagi kesehatan apabila makanan yang disukainya tersebut mengandung banyak lemak atau kadar gula yang tinggi.
“Penyakit jantung koroner (PJK) menjadi momok yang menakutkan bagi manusia sejak awal abad 20. PJK harus diwaspadai, terutama bagi yang telah berumur 40 tahun, sering bekerja dibelakang meja sehingga tidak banyak bergerak, perokok berat atau obesitas. Data menunjukkan bahwa rata-rata penderita PJK makin lama makin muda usianya.Meningkatnya penderita PJK di Indonesia tidak terlepas dari perubahan pola makan masyarakat, ada 3 tahapan pola makan masyarakat searah dengan tingkat kesejahteraannya yaitu: Asal kenyang, Asal enak dan harus sehat, ” tambah ketua Prodi D3 Teknologi Industri Pertanian Politeknik 17 Agustus 1945 Surabaya tersebut.
Pola makan pertama Asal Kenyang, dimana mereka berusaha memperoleh makanan dengan tujuan perut kenyang. pola tersebut umumnya mempunyai ciri tinggi karbohidrat, masyarakat dengan tahap pertama ini tidka terlalu banyak mengenal PJK. Pola makan kedua Asal Enak, tujuan makan mereka tidak hanya memperoleh rasa kenyang tetapi juga harus memuaskan selera alias enak. Pola tersebut berciri berkurangnya asupan karbohidrat diganti dengan asupan tinggi protein dan lemak, umumnya menyukai fast food. pola makan seperti ini sangat mendukung timbulnya PJK dan penyakit-penyakit degeneratif lainnya. Pola makan Ketiga Harus Sehat, tujuan mereka makan tidak hanya kenyang, enak tapi juga harus sehat guna menghindari gangguan kesehatan yang disebut penyakit degeneratif.
Ir.Richardus Widodo,MM juga menjelaskan dalam ilmu gizi kita mengenal istilah empat sehat lima sempurna. Mengkonsumsi makanan yang memenuhi kriteria empat sehat lima sempurna berarti tubuh kita telah memperoleh gizi seimbang, namun untuk menghindari PJK ada beberapa komponen zat dan pola gizi seimbang yang lebih menonjol perannya. Empat komponen gizi yaitu : 1) Niasin atau Vitamin B3 terdapat pada kacang-kacangan dan biji-bijian. Niasin dapat menurunkan Produksi LDL pada tubuh, membantu mencegah pengumpalan keping darah dan mencegah berulangnya proses pengapuran pasca operasi bypass jantung koroner. 2) Vitamin C, berperan penting memperbesar laju pembuangan kolesterol keluar tubuh sebagai asam empedu dan mampu meningkatkan HDL. 3)Vitamin E, sebagai antioksidan atau zat anti radikal bebas. 4) Serat, serat dalam makanan akan memicu pergerakan fases(tinja) dalam usus yang akan menimbulkan keteraturan pergerakan usus sehingga memperkecil penyerpan zat-zat berbahaya oleh dinding usus. “ Selain itu banyaknya serat dalam sistem pencernaan dapat menyerap kolesterol. Ada dua pola hidup yang tak boleh terabaikan pertama mengurangi konsumsi lemak dan kedua berolahraga yang cukup dan rutin,”tutupnya.