Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Remaja adalah agen muda penerus bangsa. Remaja diharapkan mampu membangun bangsa menjadi lebih baik, baik dari segi pendidikan maupun dari segi moral. Remaja dituntut untuk mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Menurut pandangan masyarakat, Kata Etik Darul Muslikah Mahasiswa Fakultas Psikologi UNTAG Surabaya, remaja yang berhasil adalah remaja yang berprestasi di sekolah, baik secara akademik maupun non akademik, taat norma atau aturan, baik norma di masyarakat, sekolah maupun hukum.
“ Pada kenyataannya, tidak semua remaja mampu berperan seperti yang diharapkan masyarakat. Banyak remaja yang melakukan tindakan yang melanggar norma,†jelas Etik kepada warta17agustus, Rabu (26/8/2015).
Berdasarkan fenomena di masyarakat itulah, Etik tertarik melakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat kaitan antara hubungan self disclosure terhadap orangtua dengan kecenderungan perilaku delinkuen pada remaja dengan hasil analisis korelasi Spearman Rank, menunjukkan bahwa self disclosure terhadap orangtua memiliki korelasi negatif yang tidak signifikan dengan kecenderungan perilaku delinkuen pada remaja.
Masa remaja, papar Etik, merupakan suatu periode yang menyenangkan, tetapi sekaligus merupakan suatu masa yang banyak menimbulkan masalah, bagi remaja yang mengalaminya maupun bagi lingkungan masyarakat pada umumnya. “ Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa remaja berada dalam masa transisi (peralihan) dan masa mencari identitas diri,†imbuh Etik saat mengutip pendapat Hurlock (2002).
Etik yang juga sebagai staf di Unit Pelayanan dan Konsultasi Psikologi (UPKP) itu berharap bagi remaja untuk mengurangi perilaku delinkuen yang dilakukan. Remaja harus lebih pandai memilih teman bergaul dan lingkungan yang baik, remaja juga harus mampu mengontrol diri terhadap hal negatif di sekitarnya terutama yang bersumber dari teman sebaya dan tidak mudah terpengaruh oleh bujukan teman hanya karena ingin diterima atau diakui oleh kelompok. “ Remaja sebaiknya mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini,†ucapnya.
Selain itu, remaja juga diharapkan untuk lebih meningkatkan self disclosure terhadap orangtua. Remaja diharapkan lebih terbuka untuk hal-hal yang bersifat pribadi, seperti pengalaman masa lalu, kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu yang mungkin bisa menghambat kehidupan saat ini, serta pengalaman tentang ketertarikan terhadap lawan jenis, agar ketika menghadapi masalah yang berkaitan dengan hal tersebut remaja mampu menerapkan nilai-nilai yang didapat orangtua dengan baik dan tidak menerapkan nilai konformitas terhadap teman sebaya.
Sedangkan bagi orangtua, lanjut Etik,  agar memberikan timbal balik yang positif mengenai hal-hal yang diungkapkan anak, baik yang bersifat umum sampai yang bersifat pribadi. Tidak ada larangan memberikan punishment, akan tetapi harus diimbangi dengan pengarahan yang positif, sehingga anak tidak enggan untuk lebih terbuka tentang masalah-masalahnya. “ Selain pengungkapan diri dari anak, orangtua juga harus memberikan pengawasan terhadap pergaulan anak, sehingga informasi dan pengetahuan tentang anak lebih akurat,†tutup Etik.