Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Rendang, masakan khas Minangkabau, tidak hanya memikat lidah masyarakat Indonesia tetapi juga mencuri perhatian dunia. Berkali-kali dinobatkan sebagai salah satu hidangan terenak di dunia, rendang kini menjadi kebanggaan kuliner Nusantara.
Menurut Detikfood, rendang termasuk dalam daftar masakan daging terenak di Asia Tenggara. Namun, daya tarik rendang tidak hanya terletak pada rasanya yang kata, melainkan juga pada sejarah dan filosofi mendalam yang melekat di setiap piringnya.
Sejarah Awal Mula Rendang
Rendang berasal dari tradisi kuliner Minangkabau, Sumatera Barat, yang awalnya dibuat sebagai makanan tahan lama untuk perjalanan jauh. Dalam budaya Minangkabau yang menganut sistem matrilineal, laki-laki diwajibkan merantau karena harta pusaka diwariskan kepada perempuan.
Bagi masyarakat Minangkabau, merantau adalah cara menemukan jati diri, memperluas pengalaman, dan menyerap nilai kehidupan yang tidak ada di kampung halaman. Tradisi ini mengajarkan wawasan dan kebanggaan bagi keluarga. Sebagai bekal perjalanan, rendang yang dimasak dengan proses panjang menjadi pilihan praktis karena tahan hingga berminggu-minggu.
Makna di Balik Setiap Bahan
Filosofi di balik rendang juga mencerminkan budaya Minangkabau. Setiap bahan memiliki makna simbolis dalam kehidupan:
1. Daging melambangkan niniak mamak (pemimpin adat)
2. Santan melambangkan cadiak pandai (kaum intelektual)
3. Cabai melambangkan alim ulama (tokoh agama)
4. Bumbu dan rempah lainnya melambangkan anak kemenakan (masyarakat)
Awalnya, rendang dibuat menggunakan daging kerbau yang dimasak bersama bumbu khas seperti cabai, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas, dan rempah lainnya. Semua bahan dimasak dengan santan hingga menghasilkan tekstur kering dan tahan lama. Proses memasaknya memakan waktu berjam-jam agar bumbu meresap sempurna ke dalam daging.
Rendang di Masa Kini
Hingga kini, rendang tetap menjadi menu utama dalam berbagai acara adat Minangkabau, seperti pernikahan dan upacara adat lainnya. Selain itu, rendang semakin populer di tingkat internasional, baik di restoran mewah maupun dalam kemasan instan yang diekspor. Rendang juga terus berinovasi dengan bahan seperti ayam, telur, atau jamur, tanpa menghilangkan cita rasa autentiknya. Meski begitu, rendang daging sapi tetap menjadi primadona, terutama saat disajikan dengan nasi hangat, lontong, atau ketupat.
Simbol Budaya yang Mendunia
Rendang bukan sekedar hidangan, melainkan simbol budaya, kesabaran, dan penghormatan terhadap tradisi. Proses memasak yang panjang, mencerminkan nilai ketekunan dan cinta kasih terhadap nenek moyang Minangkabau. Dari sejarah hingga rasa yang kaya, rendang membuktikan bahwa masakan tradisional idak hanya bertahan, tetapi juga menjadi jembatan budaya antara Indonesia dan dunia. (Boby)