Syah Rafie Uddin Bima Membuat Rancangan Bangunan Pengontrol Posisi Solar Sel Terhadap Cahaya Matahari

  • 09 Februari 2015
  • REDAKSI
  • 6003

Syah Rafie Uddin Bima Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Fakultas Tehnik UNTAG Surabaya membuat Rancangan Bangunan Pengontrol Posisi Solar Sel Terhadap Cahaya Matahari. Dengan tujuan untuk membuat hardware yang dapat mengikuti cahaya matahari secara otomatis, sehingga memekasimalkan penerimaan cahaya matahari terhadapat sel surya agar selalu mendapatkan posisi penyinaran yang optimal.

Kebutuhan akan energi semakin hari semakin besar, sedangkan persediaan energi di bumi yang tak dapat diperbaharui memiliki jumlah yang terbahatas dan semakin tahun akan semakin sedikit dan akhirnya habis. Sehingga membuat manusia harus berfikir untuk mencari solusi agar energi alternatif baru yang tak dapat diperbaharui. Sumber energi surya (matahari) merupakan salah satu potensi terbesar yang ada dibumi guna menggantikan peran bahan bakar minyak dimasa yang akan datang. Dalam sistem pembangkit tenaga listrik surya, sel surya yang dirancang masih permanen/tidak variabel, sehingga hasil penangkapan sinar matahari oleh sel surya tidak maksimal. Untuk meralisasikan sIstem tersebut, dibutuhkan beberapa sensor cahaya sebagai pembaca arah datangnnya cahaya matahari. Dengan adanya solar tracker ini, maka planel surya akan mendapatkan sinar matahari yang optimal karena selalu mengikuti arah cahaya matahari. Dengan begitu, planel surya yang mendapatkan cahaya yang optimal, maka listrik yang dihasilkan akan optimal pula.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka Syah Rafie Uddin Bima merancang sebuah pengotrol posisi cahaya matahari yang digunakan untuk mengikuti arah cahaya matahari, sehingga dapat mekasimalkan kinerja sel surya karena  akan mengikuti cahaya yang paling tinggi intensitasnya.

Setelah dilakukan pengujian, hasilnya yaitu pada rangkaian sensor peka cahaya kepakaan LDR pada rangkaian ini mendeteksi datangnya cahaya yang memiliki intensitas tinggi. Data yang di dapat dari hasil pengujian dibandingkan dengan perhitungan secara teori, hasinya tidak berbeda jauh. Besarnya tegangan LDR sebelum disinari sebesar 0,2 volt, dari hasil perhitungan berdasarkan teori sebesar 0,2 volt. Sedangkan besarnya tegangan LDR setelah disinari cahaya sebesar 4,9 volt, dari hasil perhitungan berdasarkan teori sebesar 4,8 volt. Bisa dilihat hasilnya tidak terlalu jauh bahkan untuk tegangan sebelum disinari besarnya sama dengan hasil perhitungan berdasarkan teori yaitu 0,2 volt. Berarti rangkaian sensor ini dapat bekerja dengan baik. 

Dari pengujian tersebut Syah Rafie meyimpulkan bahwa: pertama, pengontrol solar sel terhadap cahaya matahari yang dibangun dapat bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pengontrol posisi solar sel dapat mengikuti pergerakan cahaya matahari. Kedua, Pengontrol posisi solar sel  terhadap cahaya matahari dapat kembali ke arah timur (motor berputar belawanan arah jarum jam) ketika berada batas maksimal pergerakan solar sel ketika limit switch tertekan. Ini berarati rangkaian limit switch bekerja dengan baik.

Syah Rafie berharap dengan adanya pebangkit listrik tenaga surya ini maka dapat menggantikan peran bahan bakar minyak sebagai bahan bakar utama yang digunakan untuk menggerakan mesin pengendali listrik. (Latifah)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

REDAKSI