Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Ir.Tjahyo Purtomo, MM Dosen UNTAG Surabaya dan Tim melalui program Iptek Bagi Masyarakat (IbM) melakukan pembinaan kepada Kelompok Usaha Rumah Tangga Terasi Rebon Pantai Teleng, Pacitan. Dalam melaksanakan program tersebut Ir.Tjahyo dibantu dua rekannya, Dr. Ida Aju Brahma Ratih, MBA.,MM, dan Drs. Djoko Budi Utomo, MS.
Hasil perikanan umumnya memiliki masa simpan yang pendek dan cepat rusak. Salah satu usaha pengolahan hasil perikanan berupa pembuatan terasi. Terasi merupakan produk awetan ikan-ikan kecil atau rebon yang telah diolah. Di Lingkungan terdapat 2 usaha rumah tangga pembuat terasi. Usaha rumah tangga pembuat terasi yang menjadi obyek Program IbM adalah usaha kecil rumah tangga milik Ibu Tukiyem dan Ibu Miskinem.
Ir.Tjahyo kepada warta17agustus.com mengatakan, usaha rumah tangga pembuatan terasi tersebut dalam proses produksinya masih dikerjakan secara manual dan sangat sederhana, mulai dari pengeringan dan penghalusan bahan kemudian dijemur, sehingga produktivitasnya rendah dengan kapasitas produksi 100 kg/hari.
“Pemasaran cenderung hanya menunggu pelanggan datang dan dititipkan ke warung-warung sekitar desa, dititipkan di warung di lokasi Wisata Pantai Teleng Ria, serta belum ada upaya untuk berusaha memasarkan produknya keluar kota. Bahkan dibeli oleh pedagang besar dari luar kota, yang kemudian dikemas dan diberi merk oleh pedagang tersebut, sehingga identitas terasi Rebon Pacitan menjadi hilang,” ungkap Ir.Tjahyo di kantornya, Senin (15/8/2016). Dari segi kemasan juga kurang menarik sehingga tidak bisa bersaing diluar.
Mengingat prospek usaha kecil berbahan dasar hasil laut di Indonesia sangat melimpah maka sangat disayangkan usaha rumah tangga pembuatan terasi ini kalau sampai kandas atau tidak berkembang, untuk itu perlu sekali campur tangan dari pihak lain dalam pembenahan manajemen, peningkatan kuantitas, dan kualitas produk serta jaringan pasar yang lebih luas.
“Dengan Program IbM diharapkan dapat meningkatkan produk terasi, serta dengan adanya pembinaan manajemen sederhana, diharapkan pengusaha terasi mampu meningkatkan pasar. Pada program IbM ini mengembangkan teknologi tepat guna dalam memperbaiki kuantitas dan kualitas produk,” tambahnya.
Lebih lanjut Ir.Tjahyo mengatakan, untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok Usaha Rumah Tangga Pembuatan Terasi adalah dengan memberikan teknologi tepat guna mesin penghalus bahan terasi dengan kapasitas 50 kg/jam, memberikan bantuan pompa air, Freezer, Box besar dan kebo wareng sebagai alat bantu proses produksi, serta manajemen pengelolaan, manajemen pemasaran, dan pembukuan sederhana.
“Dengan bantuan yang telah diberikan dapat meningkatkan kapasitas produksi terasi menjadi 300 kg/hari, yang berarti meningkat 3 kali lipat dari kondisi awal, dan manajemen pengelolaan menjadi lebih baik,” ujarnya.
Rencana tahapan berikutnya yang akan dilakukan oleh Ir.Tjahyo dan timnya adalah penanganan masalah kemasan dan pemasarannya, agar pengusahan terasi rebon di Pacitan bisa meningkatkan penjualan terasi, serta terasi produk Pacitan dapat lebih dikenal masyarakat dengan ciri khas yang lebih spesifik. Adapun peralatan atau teknologi tepat guna yang diperlukan, yaitu mesin pengemas terasi, dibuatkan disain kemasan yang lebih menarik yang mempunyai ciri khas Pacitan, sehingga dapat menjadi identitas Terasi Pacitan.