Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Jon Rantepadang dosen Fakultas Teknik Untag Surabaya melakukan penelitian yang berkaitan tentang Pengaruh Umur Pemotongan Dan Penambahan Molases Terhadap Akualitas Dan Nilai Nutritif Silase Hijauan Jagung (Zea Mays.L) Varietas Arjuna.
Di daerah tropis yang mempunyai dua musim, penyediaan pakan di musim kemarau menjadi kendala utama dalam meningkatan produk ternak. Pada musim kemarau hijauan sangat terbatas. Ini berakibat buruk terhadap pengadaan hijauan sebagai pakan ternak yang baik dan menyebabkan defesiensi nutrient yang secara langsung mengganggu produktifitas ternak. “ Sebaliknya pada musim penghujan, hijauan melimpah karena pada musim ini tersedia cukup air yang berperan dalam fungsi fisiologis tanaman untuk berproduksi tinggi,” kata Jon ketika menjelaskan pendapat dari Subagyo (1988).
Hijauan jagung merupakan tanaman yang biasa digunakan sebagai bahan silse karena kandungan protein yang relatif rendah dan kandugan gula yang tinggi. Tujuan pembuatan silase adalah sebagai persediaan makanan yang dapat digunakan pada saat kekurangan hijauan dan mendapatkan bahan dengan kehilangan nutrisi yang sekecil-kecilnya.
“ Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh umur pemotongan dan penambahan molases terhadap kualitas dan nilai nutrisi silase hijauan jagung varietas Arjuna,” imbuhnya.
Percobaan, lanjut dia, menggunakan untuk rancangan acok kelompok pola faktorial 3x4 dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah umur pemotongan (40, 55, dan 70 hari). “ Faktor kedua adalah penambahan molases (0,0; 2,5; 5,0; dan 7,5%) sehingga membentuk 12 kombinasi percobaan,” papar Jon..
Adapun hasil penelitian dengan perlakuan umur pemotongan (40, 55, dan 70 hari) menunjukkan bahwa pH, kadar air, kandungan amonia, kandungan bahan kering, dan bahan organik dipengaruhi secara nyata oleh umur pemotongan. Sedangkan penambahan molases (0,0; 2,5; 5,0; dan 7,5%) menunjukkan bahwa pH, kandungan amonia, kadar air, kadar protein kasar, kandungan bahan kering, dan bahan organik silase dipengaruhi secara nyata oleh penambahan molases (P<0,05).
Makin muda umur pemotongan tanaman dan semakin tinggi penambahan molases, kualitas, dan nilai nutritif silase semakin baik. “ Kombinasi perlakuan umur pemotongan 40 hari dengan tingkat penambahan molases 7,5% memberikan hasil yang paling baik,” jelasnya.