Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Beberapa tahun terakhir sebagian perangkat seperti ponsel dan laptop menggunakan konektor USB Type-C karena memiliki kecepatan transfer data dan daya lebih lebih cepat. Untuk ke depan tipe port yang berbentuk simetris ini akan banyak diadopsi.
Namun USB-C dirasa masih rentan dari sisi keamanan siber dan hardware,. Para analis sekuriti telah mewanti-wanti bahwa hacker bisa menyuntikkan malware ke adapter atau kabel charger hanya dalam beberapa detik. Malware tersebut bisa mengancam komputer atau perangkat yang menggunakan USB-C. Selain itu, perangkat charger yang tidak kompatibel bisa saja menyalurkan keluaran daya yang tidak sesuai sehingga berpotensi merusak perangkat.
Hal ini menjadi kekhawatiran bagi USB Implementers Forum (USB-IF), sebuah lembaga swadaya yang menciptakan dan mempromosikan penggunaan teknologi USB. Itulah mengapa mereka meluncurkan USB Type C Authentication Program yang bertujuan untuk membuat sistem USB-C lebih aman.
Standar protokol USB type C Authentication akan mengidentifikasi dan melakukan otentikasi terhadap charger USB-C, perangkat dan kabel yang bersertifikat. Cara kerjanya mengandalkan otentikasi cyptographic 128-bit. Begitu kabel atau media penyimpanan USB-C tertancap ke gadget, saat itu juga gadget akan mengenali sertifikat dan spesifikasi perangkat yang terhubung.
Selanjutnya gadget akan bisa mencegah proses transfer data (malware) atau keluaran daya yang merusak apabila perangkat USB type C yang terkoneksi tak memiliki sertifikasi atau tidak kompatibel. Sekarang USB type C Authentication masih bersifat opsional. Namun ke depan, tak menutup kemungkinan program ini akan wajib disematkan di semua perangkat USB-C guna meningkatkan keamanan. Apalagi, USB-C memang digadang-gadang menjadi standar tunggal untuk semua perangkat komputer dan gadget di masa depan.
Perlu diterapkan pengamanan sebanyak mungkin agar konektor universal tersebut tidak rentan dimanfaatkan orang-orang tidak bertanggung jawab.
Reporter