Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Wahyu Eko Purnomo Aji, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Program Studi Akuntansi, UNTAG Surabaya, mengirimkan bantuan 1 kardus mie instan ke Palu, Sulawesi Tengah dengan mengendarai motor vespa. Demi menuntaskan misi kemanusiaannya tersebut ia rela tidak mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) pada tanggal 29 Oktober mendatang.
‘’Alhamdulillah, mie instan yang saya bawa dari Surabaya sudah diberikan kepada korban gempa di tenda pengungsian, Kampung Baru Jalan H Agus Salim, Palu Barat," kata Mahasiswa Semester 5 melalui sambungan telepon, Minggu (14/10).
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa usai memberikan bantuannya, Mahasiswa asal Lamongan itu menyumbangkan tenaganya sebagai relawan.
‘’Memang saya hanya membawa satu kardus mie. Selebihnya saya membantu korban dengan tenaga saya, seperti menyalurkan bahan-bahan makanan pokok bagi pengungsi. Saat ini saya bergabung dengan lembaga-lembaga penyalur bantuan seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT),’’ papar Wahyu Eko Purnomo.
Sementara itu, Kampus UNTAG Surabaya pada tanggal 29 Oktober mendatang akan akan menggelar UTS. Sedangkan kapal yang ia tumpangi dari Palu menuju ke Surabaya dijadwalkan berangkat pada akhir bulan.
‘’Sepertinya UTS semester lima ini saya harus absen dulu atau ikut UTS susulan, karena tanggal itu saya belum bisa kembali ke Surabaya,’’ imbuhnya
Aksi mahasiswa Program Studi Akuntansi itu menyita perhatian banyak pihak, salah satunya Rektor UNTAG Surabaya.
Aksi yang dilakukan pemuda asal Kelurahan Dermo Lemahbang, Kecamatan Sarirejo, Lamongan itu mendapat perhatian Rektor UNTAG Surabaya, Dr. Mulyanto Nugroho, MM.,CMA.,CPAI.
‘’Kemarin sempat kaget kalau mahasiswa kami ke Palu, Sulteng mengantarkan bantuan hanya mengendarai Vespa, tapi saya akui apa yang dilakukan Wahyu Eko bisa membuat kebanggaan bagi civitas akademika UNTAG Surabaya,’’ kata Nugroho.
Selain itu, Rektor UNTAG Surabaya juga sempat berkomunikasi dengan mahasiswanya tersebut melalui sambungan telepon dan memberikan ijin untuk mengikuti UTS susulan.
‘’Kita sebenarnya merasa bangga, kok ada mahasiswa yang berangkat ke sana secara mandiri, artinya kita menanamkan jiwa merah putih itu langsung di aplikasikan. Dan atas niat baiknya dia tetap kita izinkan untuk mengikuti UTS susulan,’’ tutur Mulyanto.
Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme