Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya akan terus berupaya meningkatkan kualitas lulusan dari tahun ke tahun dengan cara pengembangan secara fisik maupun mentalitas. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua YPTA Surabaya Drs. Ec. Mangapul Silalahi, MM di hadapan 903 wisudawan program S1, S2, dan S3 UNTAG Surabaya di Lapangan Parkir Timur, Sabtu (3/9/2016).
Wisuda adalah momentum yang menandai kesiapan seseorang untuk terjun ke masyarakat secara utuh, bukan lagi dalam posisinya sebagai mahasiswa, tetapi menjadi anggota masyarakat untuk membuktikan apakah dirinya bermanfaat bagi masyarakat.
“Seperti yang telah disampaikan Rektor pada sambutan sebelumnya, bahwa UNTAG Surabaya telah banyak meraih prestasi dua tahun terakhir ini. Prestasi tersebut tentu saja merupakan hasil kerjasama dari seluruh civitas akademika,” kata Drs. Ec. Silalahi. Dia juga mengucapkan selamat kepada 903 wisudawan, jumlah itu adalah wujud keberhasilan UNTAG Surabaya untuk terus ikut serta dalam mencerdaskan bangsa.
Alumnus UNTAG Surabaya, lanjut Drs. Ec. Silalahi, telah tersebar di seluruh Indonesia dan menduduki tempat-tempat strategis, baik di pemerintahan, bisnis, profesional, politik, dan sosial kemasyarakatan. Indonesia adalah negara yang besar dengan beragam dan berbagai aspek, perbedaan budaya, agama, tingkat sosial ekonomi, afiliasi politik, adalah salah satu perbedaan yang bisa memicu terjadinya konflik.
“Sahabat jadi musuh karena beda politik, keluarga tercerai berai karena kesenjangan ekonomi, tatanan masyarakat rusak karena kecurigaan antar agama. Dalam hal ini dibutuhkan seorang yang terpelajar seperti para wisudawan berperan secara bijaksana, berkontribusi untuk keamanan dan ketertiban masyarakat, mengutamakan kepentingan bersama, menjaga keutuhan bangsa, menyikapi perbedaan yang santun dan bermatabat,” tambahnya.
Lebih lanjut Drs. Ec. Silalahi mengatakan, globalisasi dan kemajuan teknologi membuat masyarakat adakalanya gamang dengan indentitas dirinya sendiri, siapakah dirinya? Apa identitas keindonesiaan cukup dengan KTP dan paspor yang disahkan oleh pemerintah. Diaspora adalah isu yang menantang intelektualitas, apakah adil jika warga Indonesia bersaing terbuka dengan bangsa asing, apakah ada kesempatan bagi warga asing berkarya untuk bangsa Indonesia.
“Persoalan-persoalan ini akan menjadi bagian keseharian anda ke depan, dengan semakin terbukanya konektivitas antar negara, maka identitas kita sangat bertumpu pada kemampuan individual dan profesionalisme. Jadilah orang Indonesia yang memiliki keahliaan mumpuni, menjaga diri keindonesiaan yang telah didapat dari didikan orangtua, dan interaksi sosial di masyarakat termasuk selama menimba ilmu di UNTAG Surabaya,” katanya.
Diakhir sambutannya, Drs. Ec. Silalahi berpesan kepada para wisudawan agar tidak berkecil hati dalam menghadapi persaingan globalisasi, karena telah dibekali ilmu pengetahuan, keterampilan, memiliki keunikan, dan keistimewaan masing-masing.
“Semua itu bisa menjadi modal untuk meraih kesuksesan. Jangan pernah berhenti belajar dari siapapun, kapanpun, dan dimanapun,” pungkasnya.