Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) bekerjasama dengan DOKKES (Dokter Kesehatan) Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya melakukan tes narkoba untuk siswa, pada Kamis (16/12). Bertempat di sekolah SMATAG, Jl. Semowolaru No. 45 Sukolilo Surabaya, sejumlah 178 siswa dari kelas X terlihat antusias mengikuti tahapan tes urine kali ini.
Siswa menjalani tes urine dengan tertib secara bergantian. Bagi siswa, tes ini mengagetkan mereka, pasalnya tes narkoba dilakukan tanpa sepengetahuan dari para siswa.
"Kaget sekali tiba-tiba ada pemeriksaan narkoba seperti ini, tapi karena saya tak pernah bersentuhan dengan narkoba maka hasil tes saya negatif," ujar salah satu siswa, Nauf Binti Sunarsamin.
Kepala SMATAG Surabaya, Prehantoro mengatakan kegiatan ini dilakukan sekolah guna mencegah dan mengantisipasi bahaya narkoba dikalangan pelajar, terutama di SMA 17 Agustus 1945 Surabaya. SMATAG berusaha tetap mengupayakan pencegahan tindak penyalahgunaan narkoba seperti semboyan yang telah dibuat oleh SMATAG, yakni Sekolah Bebas Narkoba.
"Pemeriksaan urine ini dilakukan untuk membentengi siswa dan dalam rangka mendukung program pencegahan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap narkoba (P4GN)," ujar Prehantoro.
Setelah dilakukan tes urine, Prehantoro mengatakan semua siswa baru SMATAG ini negatif narkoba.
"Alhamdulillah semua siswa negatif narkoba. Ini berarti input sekolah kami sangat bagus. SMA kami bersih dari narkoba," ungkapnya bangga.
Menurutnya, apabila siswa bersih dari narkoba maka misi dalam meningkatkan mutu pendidikan dapat tercapai lebih mudah. Pihaknya ingin mengarahkan siswa SMATAG sedini mungkin untuk menentukan bakat dan minat siswa melalui sebuah tes psikologi.
"Sebelumnya mereka diminta untuk mengisi jawaban tes psikologi, dimana dari jawaban yang diberikan siswa, akan terlihat mereka keahliannya dimana," ujarnya.
"Setelah mengetahui, kami sebagai guru akan lebih mudah untuk mengarahkannya," imbuhnya.
Ia berharap dengan upaya yang sudah dilakukan, lulusan SMATAG nantinya dapat diterima di perguruan tinggi yang di idam-idamkan siswa.
"Kami berharap tentu mereka dapat diterima di sekolah kedinasan, atau jika tidak mereka diterima di perguruan tinggi melalui jalur prestasi, dan jika tidak setidaknya mereka diterima di perguruan tinggi melalui jalur SBMPTN," pungkasnya.
Jurnalis