Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya dari sub kelompok KKN R-14 berhasil menghadirkan inovasi makanan sehat berbasis bahan alami yang unik dan menarik. Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, pada 12–23 Januari 2025, mereka mengembangkan Permen Gummy Berbahan Dasar Temulawak dan Kunyit.
Inovasi ini bertujuan tidak hanya untuk memperkenalkan produk berbasis bahan lokal yang modern dan praktis, tetapi juga untuk memaksimalkan khasiat temulawak dan kunyit, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, bersifat anti-inflamasi, dan memperbaiki pencernaan sehingga lebih diterima masyarakat, terutama anak-anak.
Sub kelompok KKN R-14 terdiri dari tiga mahasiswa lintas jurusan, yaitu Wahyu Duwi Silviana, (Administrasi Bisnis), Firda Sekar Arum (Administrasi Negara) dan Heskey Ardiansyah (Ilmu Hukum).
Mereka bekerja sama untuk menciptakan program yang tidak hanya memberdayakan potensi lokal, tetapi juga meningkatkan kreativitas warga desa dalam mengolah hasil pertanian, seperti temulawak dan kunyit, menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Permen gummy ini berbahan dasar utama kunyit segar, temulawak segar, dan madu, dilengkapi bahan pendukung seperti air, gelatin, gula, dan asam sitrat sebagai pengawet alami.
Wahyu Duwi Silviana, yang akrab disapa Silvi, salah satu anggota tim KKN R-14, mengungkapkan bahwa pengalamannya selama KKN memberikan wawasan baru tentang bagaimana membantu warga desa dalam mengolah sumber daya alam secara lebih optimal.
“Kami mendapat banyak pengalaman baru, mulai dari bertambahnya teman hingga wawasan baru tentang cara membantu warga desa mengolah kunyit dan temulawak agar lebih bernilai. Warga desa belum sepenuhnya memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, sehingga kami ingin memberikan inovasi berupa permen gummy yang berbahan dasar kunyit dan temulawak agar manfaatnya bisa lebih maksimal dan mudah diterima masyarakat,” jelas mahasiswi semester 5 itu (20/1)
Mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis itu juga menyampaikan pesan kepada mahasiswa yang akan menjalani program serupa.
“Siapkan mental yang kuat untuk menghadapi tantanan, baik dalam menyelesaikan kewajiban kampus maupun bekerja sama dengan perangkat desa setempat. Selain itu, kegiatan ini memperluas pergaulan dengan teman lintas jurusan, sehingga kita bisa memahami pola pikir yang berbeda-beda. Semoga pengalaman ini dapat menambah wawasan dan kemandirian saya dalam menjalani aktivitas sehari-hari,” ungkap Silvi
Program KKN ini dibimbing oleh Rizki Dwi Bakhtiar Surin, S.Psi., M.Psi., Psikolog, yang menilai bahwa inovasi seperti ini memberikan dampak positif tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga bagi masyarakat desa.
“Inovasi seperti ini tidak hanya memperkaya pengalaman mahasiswa dalam mengasah keterampilan sosial dan intelektual, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat desa. Kami berharap inovasi seperti ini bisa terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat lokal,”
Permen gummy yang dihasilkan ternyata menjadi favorit anak-anak di desa karena bentuknya yang menyerupai karakter-karakter lucu, hasil dari cetakan silikon. Ibu Tin, anggota Posyandu Desa Kembangbelor, mengungkapkan kegembiraannya terhadap program ini.
“Kami sangat senang dengan program ini karena membantu kami belajar mengolah temulawak dan kunyit menjadi produk yang berbeda dan menarik. Biasanya hanya dibuat jamu, tapi dengan inovasi ini, anak-anak juga jadi lebih suka mengonsumsi bahan alami yang sehat,” terang Ibu Tin
Program ini diharapkan menginspirasi pengembangan inovasi berbasis sumber daya lokal yang bermanfaat bagi masyarakat desa dan mendorong mahasiswa untuk terus memanfaatkan potensi lokal.
Reporter