Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Perkembangan teknologi telah terjadi dari masa ke masa, mulai dari smartphone, notebook, televisi, mobil serta alat keperluan lain yang mempermudah manusia dalam melakukan aktifitasnya. Namun tidak hanya itu, kabar terkait baterai, dalam hal ini baterai lithium-ion akan segera tergantikan oleh teknologi lebih baru. Terbukti telah beredar beberapa jenis baterai alternatif pengganti lithium-ion yang dinilai lebih ramah lingkungan. Baterai dengan kandungan karbon dan air disebut-sebut menjadi sebuah temuan terbaru yang akan menggantikan baterai lithium-ion tersebut.
John Andrews, pemimpin penelitian dari RMIT University of Melbourne Australia, akhir – akhir ini menciptakan prototype baterai proton berbasis bahan dasar karbon dan air, yang menurutnya bahan baku tersebut lebih mudah ditemui dari pada bahan baku lithium-ion. Selain itu dia juga menyatakan bahwa baterai buatannya dinilai lebih ramah lingkungan dan hemat dari segi biaya.
‘’Saat ini kita semua disibukkan mencari sumber energi terbarukan (renewable energy). Dampaknya, terbukti bahwa sekarang telah banyak permintaan yang signifikan terhadap teknologi untuk memanfaatkan bahan yang lebih murah dan tersedia banyak di pasaran,’’ ujar pimpinan penelitian, Profesor, John Andrews.
Sama seperti baterai generasi sebelumnya, John Andrews juga menambahkan bahwa baterai temuannya yang berbahan dasar karbon dan air ini dapat diisi ulang. Menurutnya susuatu yang sudah ada di alam ini harus dapat dimanfaatkan dengan cara yang maksimal sehingga penemuan-penemuan baru akan memudahkan manusia dalam aktifitasnya.
‘’Kami menggunakan karbon untuk menyimpan proton yang diciptakan oleh kandungan air. Jadi, baik karbon dan air memang sudah tersedia banyak di Bumi. Ini tentu akan kita manfaatkan,’’ ujarnya seperti dilansir di The Guardian.
Terakhir John Andrews menambahkan terkait keunggulan dan mekanisme kerja baterai hasil temuannya tersebut dibandingkan baterei lithium-Ion. Dia menjelaskan ada kombinasi sel bahan bakar yang terintegrasi dengan elektroda karbon sehingga menyimpan hydrogen padat ketika bateri yang berbahan dasar karbon dan air tersebut melalui proses isi ulang.
‘’Baterai ini mengkombinasikan sel bahan bakar untuk menambah daya isi ulang yang sudah terintegrasikan dengan elektroda karbon untuk menyimpan hidrogen dalam bentuk padat. Proton dihasilkan ketika air sel bahan bakar memisah saat pengisian ulang dan dibawa oleh membran sel baterai. Proton secara langsung terikat dengan bahan penyimpanan berkat bantuan elektron yang mengaplikasikan tegangan,’’ tutup John Andrews.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam International Journal of Hydrogen Energy.
Reporter : YRS
Editor : LA_unda