Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Tepat pada hari Kamis, 21 September 2017, Umat Muslim memperingati tahun baru Islam 1439 Hijriah. Dalam Islam tahun baru di tandai dengan datangnya bulan mulia, yaitu Bulan Muharram. Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang diistimewakan Allah SWT berdasarkan dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah.
Sebelum datangnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dahulu bulan ini bukan dinamakan bulan Al-Muharram, tetapi dinamakan bulan Shafar Al-Awwal, sedangkan bulan Shafar dinamakan Shafar Ats-Tsani. Kemudian ketika Islam datang, Allah ganti nama bulan ini dengan Al Muharram, sehingga nama bulan ini Allah sandarkan kepada dirinya (Syahrullah). (Syarh Suyuthi ‘Ala shahih Muslim, 3/252).
Allah berfirman, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus..” (QS. at Taubah: 36)
Mengutip dari suaramuslim.net. Para Sahabat Menghormati Syahrul Haarum Az Zuhri mengatakan,“Dulu para sahabat menghormati syahrul hurum,” (HR. Abdurrazaq dalam al-Mushannaf, 17301).
Kemudian Dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban. ” (HR. Al Bukhari & Muslim).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim).
Dalam penjelasan hadits ini, Imam An Nawawi mengatakan, hadist ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah. (Syarah
Shahih Muslim, 8/55).
Selain itu, ada satu hari yang sangat dimuliakan oleh para umat beragama. Yaitu hari Asyura’. Orang yahudi memuliakan hari ini, karena hari Asyura’ adalah hari kemenangan Musa bersama Bani Israil dari penjajahan Fir’aun dan bala tentaranya.
Dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan, ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang yahudi berpuasa di hari Asyura’. Beliau bertanya, “Hari apa ini?” mereka menjawab, ‘Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa-pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah.’
Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. (HR. Al Bukhari).
Para ulama para ahli fiqh membuat beberapa tingkatan dalam berpuasa di hari ‘Asyura ini, sebagai berikut: Tingkatan pertama, brpuasa pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharram. tingkatan kedua, berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram. tingkatan ketiga, berpuasa pada tanggal 10 dan 11 Muharram. Dan tingkatan keempat, berpuasa hanya pada tanggal 10 Muharram.
Sumber : https://suaramuslim.net/hadits-keutamaan-bulan-muharram/
Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme