Kebakaran Besar di Los Angeles, Pentingnya Perencanaan Kota Berbasis Mitigasi Bencana

  • 16 Januari 2025
  • 226

Kebakaran besar yang melanda wilayah Greater Los Angeles pada 7 Januari 2025 menjadi salah satu bencana urban terbesar yang tercatat dalam beberapa tahun terakhir. Lebih dari 40.000 hektar lahan hangus dan 12.300 bangunan hancur, tragedi ini mengungkap kerentanan kota terhadap risiko kebakaran yang semakin meningkat akibat perubahan iklim dan perencanaan kota yang kurang optimal.


Kondisi Fisik Kota Los Angeles yang Rentan


Kebakaran ini dapat dikategorikan sebagai force majeure atau bencana yang dipicu oleh kombinasi faktor alam dan desain kota. Pola sirkulasi grid di Los Angeles, dengan jalan-jalan yang membelah gedung bertingkat, kurang efektif dalam mencegah penyebaran api. Ditambah dengan topografi yang unik berupa kombinasi daratan rendah yang kering dan bentangan Samudra Pasifik yang luas menciptakan perbedaan suhu ekstrem yang mempercepat tiupan angin Santa Ana, faktor utama penyebar api.


Fenomena ini semakin diperparah oleh perubahan iklim global, yang meningkatkan intensitas suhu dan memperpanjang musim kering di wilayah Amerika Serikat. Los Angeles, sebagai kota di tepian benua, menghadapi risiko kebakaran yang semakin sulit dikendalikan tanpa adanya perencanaan kota yang matang.


Pentingnya Perencanaan Kota untuk Mitigasi Bencana


Sebagai seorang arsitek dan pendidik di bidang perencanaan, saya melihat kebakaran ini sebagai pengingat akan pentingnya merancang kota dengan mempertimbangkan mitigasi risiko bencana. Berdasarkan pedoman internasional UN-Habitat, perencanaan kota yang berbasis mitigasi kebencanaan harus dilakukan secara komprehensif, melibatkan berbagai aspek, mulai dari desain infrastruktur hingga kebijakan zonasi dan edukasi masyarakat.


Strategi Perencanaan Kota yang Adaptif


Beberapa langkah yang perlu diimplementasikan untuk mengurangi risiko kebakaran dan bencana serupa di masa depan meliputi: 


1. Pemetaan resiko Bencana

Analisis wilayah rawan kebakaran harus dilakukan secara detail dengan memanfaatkan data historis dan teknologi geospasial. Informasi ini dapat menjadi dasar dalam mengatur penggunaan lahan yang aman.


2. Pengaturan Zonasi 

Zonasi penggunaan lahan yang ketat sangat penting untuk mencegah pembangunan di daerah rawan kebakaran. Selain itu, area hijau yang memadai harus disediakan sebagai penyangga alami untuk menghambat penyebaran api.


3. Desain Infrastruktur dan Standar Kontruksi 

Infrastruktur kota harus dirancang untuk memudahkan evakuasi dan penanggulangan bencana, seperti akses jalan darurat dan sistem penyelamatan yang merata. Selain itu, material tahan api harus menjadi standar dalam pembangunan di daerah rawan kebakaran.


4. Edukasi dan Kesadaran Publik 

Masyarakat harus dilibatkan secara aktif melalui program edukasi tentang cara menghadapi kebakaran dan risiko lainnya. Kesadaran publik adalah kunci untuk menciptakan kota yang lebih tangguh.


5. Sistem Peringatan Dini dan Kolaborasi Lintas Sektor

Sistem peringatan dini yang efektif perlu dikembangkan untuk memberikan informasi cepat kepada masyarakat. Selain itu, kerja sama antara pemerintah, lembaga penanggulangan bencana, dan komunitas lokal sangat diperlukan untuk menciptakan rencana mitigasi yang komprehensif.


Perencanaan Kota untuk Masa Depan yang Lebih Aman


Kebakaran besar di Los Angeles menjadi pelajaran berharga bagi kota-kota di seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk segera mengevaluasi dan memperkuat perencanaan kotanya. Pendekatan holistik yang melibatkan pemetaan risiko, pengaturan zonasi, desain infrastruktur, dan edukasi masyarakat adalah kunci untuk menghadapi tantangan bencana di masa depan.


Dengan langkah-langkah yang terencana, kota dapat meminimalkan dampak bencana, melindungi warga, dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan. Sebagai bagian dari masyarakat global, kita harus memanfaatkan tragedi ini sebagai momentum untuk memperbaiki cara kita merancang dan mengelola kota demi masa depan yang lebih tangguh. (Boby)


*) Ir. Muhammad Faisal, S.T., M.T, Kepala Program Studi (Kaprodi) Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id