Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Fakultas Psikologi Untag Surabaya hadirkan Lemhannas RI dalam kuliah umum mengenai Era Digital 5.0”, di Theatre Room Gedung Pusat Yayasan dan Rektorat Lt.6 Untag Surabaya, Senin (6/3).
Kuliah umum dibuka langsung oleh Wakil Rektor I Harjo Seputro, S.T., M.T. Menurutnya, peran dan fungsi Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) sejalan dengan visi Untag Surabaya.
“Visi kami menjadi Perguruan Tinggi yang unggul di Tahun 2035 yang berbasis nilai dan karakter bangsa, jadi irisannya sangat luar biasa seperti Lemhanas RI,” ujarnya (6/3)
Sebagai kampus yang berwawasan Nasionalisme, lanjut Harjo, upaya Untag Surabaya dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan di dalamnya sangat baik.
“Nilai-nilai kebangsaan harus kita jaga karena itu kita, seperti menyanyikan Indonesia Raya setiap pagi jam 10 pagi, UKM Kebangsaan dan mata kuliah bela negara, tema KKN nasional dan juga cinta tanah air. Di semester ini UNTAG juga akan meluncurkan proyek baru yang mendukung organisasi kemahasiswaan patriotism dengan tema menghargai kearifan lokal dan bangga menggunakan produk lokal,” tambahnya.
Hadir sebagai narasumber, Dr. Paula Theresia Epu, S.Sos., M.M, Tenaga Profesional Lemhannas RI mengulik mengenai pentingnya empat konsensus nasional yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika yang tercermin dalam pemikiran, sikap dan perilaku mahasiswa.
Tertarik untuk mengetahui dan memahami pembahasan yang disampaikan oleh perwakilan Lemhannas RI, kuliah umum ini menggait lebih dari 600 mahasiswa Program Sarjana Psikologi, Magister Psikologi dan Magister Psikologi Profesi Untag Surabaya.
Dr. Theresa menekankan bahwa sangat penting bagi masyarakat untuk memahami visi kebangsaan di era digital seperti terjadinya globalisasi di era revolusi industri 5.0 di seluruh dunia, terutama di berbagai bidang teknologi.
“Pengembangan untuk menjawab tantangan tersebut. Impor yang berpotensi merusak budaya asing dan merusak nilai-nilai kebangsaan. Produk lokal yang dihasilkan oleh banyaknya usaha kecil dan menengah di Indonesia saat ini memiliki keunikan dan nilai seni yang tinggi. Tapi terkadang kita tidak menyadari," lanjutnya
Dr. Theresa juga mengingatkan bahwasannya Indonesia membutuhkan mahasiswa kompeten, berakhlak mulia dan berkarakter bangsa untuk mengimplementasikan ide-ide kreatif untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara di era digital.
“Masa depan negara ada di tangan kita, terutama para muda yang merupakan pewaris perjuangan nenek yang kita. Bukan hanya bicara tapi menanamkan pemikiran, sikap dan komitmen terhadap bangsa, kota sepi dan desa lahir dalam bahasa,” pungkasnya. (Nabila)