- Profil
- Struktural
Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Laporan terbaru dari Consumer Security Mindset, Mobile Edition melalui McAfee mengungkapkan, lebih dari sepertiga pengguna smartphone di Indonesia tidak menerapkan protokol keamanan. Hal tersebut membuat pengguna semakin berisiko terpapar ancaman siber.
Ketergantungan pengguna smartphone terhadap layanan aplikasi mobile untuk mendukung aktivitas saat ini dinilai semakin tinggi. Terkait itu, McAfee mencontohkan ada ancaman baru yang datang dari aplikasi palsu dan membahayakan.
‘’Misalnya menggunakan perangkat lunak keamanan atau perlindungan data, sehingga mereka memiliki risiko tinggi terlebih dengan munculnya ancaman keamanan baru seperti aplikasi palsu, Trojan, dan pesan singkat yang bertujuan untuk menipu,’’ kata McAfee melalui keterangan tertulis, (29/6/2021).
Lebih dari itu, ternyata Hacker mengetahui bahwa masyarakat menggunakan smartphone untuk melakukan pekerjaan, transaksi perbankan dan aktivitas media sosial. Selain itu pengguna sering menyimpan berbagi informasi penting melalui berbagai aplikasi dan kanal digital dalam smartphone mereka.
McAfee menyebutkan telah menemukan fakta bahwa sebanyak 57 persen pengguna mobile di Indonesia tidak memahami seperti apa sistem keamanan yang terdapat pada smartphone. Selain itu juga tidak tahu apakah smartphpnenya sudah aman.
‘’Di samping itu, hanya 38 persen responden yang mengetahui informasi apa saja yang disimpan di perangkat mobile mereka,’’ imbuh McAfee.
Merujuk pada Laporan Mobile Threat Report tahun 2021, McAfee menjabarkan terdapat 3 tren ancaman baru terhadap pengguna smartphone, yaitu Malware terkait Covid-19, Malware tagihan layanan aplikasi palsu, dan Trojan yang sering mengincar data perbankan.
sumber : cnnindonesia.com
Reporter
