Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) mengeluhkan aplikasi BSI Mobile tidak dapat digunakan atau bermasalah. Masalah ini muncul sejak Senin, 8 Mei 2023.
Error pada aplikasi menyebabkan pengguna tidak dapat melakukan transaksi maupun hanya melihat saldo. Di sisi lain, Harry Gunardi selaku Direktur Utama BSI mengatakan pihaknya terus melanjutkan proses normalisasi dengan fokus utama keamanan uang dan data nasabah.
Menurut pakar keamanan siber, Pratama Persadha yang juga ketua Pusat Riset Keamanan System Informasi dan Komunikasi (CISSReC) mengungkapkan bahwa error pada BSI indikasi disebabkan oleh serangan ransomware.
“Meskipun ada Indikasi bahwa apa yang terjadi di BSI mirip dengan serangan ransomware, kecurigaan bahwa ransomware menyerang infrastruktur BSI terlebih dahulu harus dikonfirmasi dengan forensik digital dan pemeriksaan infrastruktur dan sistem keamanan BSI. Hal ini di karenakan riset dan studi digital akan mengidentifikasi akar penyebab gangguan semua layanan,” ujar Pratama melansir CNBC Indonesia pada Kamis (11/5).
Permasalahan yang timbul pada m-banking BSI dapat merugikan pihak yang terlibat, baik nasabah maupun perusahaan. Namun, Pratama menyatakan masalah terbesar adalah nasabah.
“Dalam hal ini nasabah mengalami kerugian yang paling parah akibat gangguan tersebut, nasabah tidak dapat mengakses layanan keuangan dari bank, terutama nasabah yang hanya memiliki uang di rekening bank BSI sehingga merugi. Semua aktifitas keuangan mereka terpengaruh karena mereka tidak dapat menarik uang dan pergi. transaksi e-banking seperti transfer, pembayaran, pengisian e-wallet, dll," paparnya
Terkait kerugian di sektor perbankan, menurutnya kondisi ini dapat merugikan reputasi perseroan.
“Namun, bank-bank itu sendiri yang menderita karena penutupan sektor bisnis dan terutama karena gangguan mengakibatkan rusaknya reputasi bank,” pungkasnya (Nabila)