Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Isra’ Mikraj merupakan dua perjalanan spiritual yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam satu malam, yang menjadi peristiwa penting bagi umat islam. Isra’ Mikraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-12 kenabian Nabi Muhammad SAW, saat beliau berada di Masjidil Haram, Mekkah.
Pada peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW, melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Yerusalem dengan menggunakan Buraq. Dari Masjidil Aqsa, beliau melanjutkan perjalanan menuju Sidratul Muntaha, langir ketujuh, tempat beliau bertemu dengan para nabi pada setiap lapisan langit yang dilewati.
Di lapisan ketujuh, Nabi Muhammad SAW menerima perintah dari Allah SWT untuk mendirikan salat lima waktu dalam satu hari.
Pada tahun 2025, peringatan Isra’ Mikraj jatuh pada 27 Januari. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia memiliki berbagai tradisi khas yang masih dilestarikan. Dilansir dari Jawa Pos, berikut beberapa tradisi peringatan Isra’ Mikraj
1. Hajad Dalem Yasa Peksi Buraq (Yogyakarta)
Tradisi ini merupakan bagian dari budaya Jawa yang dipertahankan oleh Keraton Yogyakarta untuk memperingati Isra’ Mikraj. Yasa Peksi Buraq dilaksanakan setiap tanggal 27 Rajab menurut kalender Sultan Agung. Upacara ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu pembuatan miniatur burung Peksi Buraq, yang dipercaya sebagai wahana Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan menuju surga, dilanjutkan dengan perarakan rangkaian Peksi Burak dan kelengkapannya dari Kedhaton menuju Masjid Gedhe, Pengajian di Kagungan Dalem Masjid Gedhe sebagai acara puncak.
2. Nganggung (Pangkalpinang)
Tradisi Nganggung berasal dari masyarakat Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung. Dalam tradisi ini, warga membawa makanan lengkap dari rumah masing-masing ke tempat pertemuan besar. Tradisi ini sering disebut juga dengan Setamu Sedulang, yang berarti ‘satu pintu membawa satu dulang’. Hidangan yang dibawa meliputi lauk-pauk, kue, buah-buahan, dan ditempatkan dalam wadah seng atau kuningan yang ditutup dengan tudung saji bermotif merah.
3. Rajaban (Cirebon)
Rajaban adalah tradisi turun-temurun masyarakat Cirebon yang berasal dari kata ‘Rajab’, yaitu bulan terjadinya Isra Mikraj. Tradisi ini meliputi makan bersama, ziarah ke makam Pengaran Panjuan dan Pangeran Kejaksan di Plangon Cirebon, dan pengajian di Keraton Kesepuhan Cirebon.
4. Khatam Kitab Arjo (Temanggung)
Tradisi Khatam Kitab Arjo dilaksanakan setelah salat Isya, di mana masyarakat mendengarkan pembacaan Kitab Arjo oleh kiai atau ulama setempat. Acara diawali dengan tahlil singkat. Kitab Arjo, yang ditulis dengan huruf Arab Pegon oleh KH Ahmad Rifai Al-Jawi, berisi kisah perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. (Gita)