Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2024 Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya berlangsung pada Sabtu, (24/08) di Lapangan Timur dengan mengusung tema ‘Teknologi untuk Budi Pekerti’ yang diikuti oleh 2899 mahasiswa baru dengan menghadirkan pembicara-pembicara tersohor yang ahli dibidangnya.
Untag Surabaya menghadirkan Akhyari Hananto, Founder Good News From Indonesia sebagai pembicara yang membawakan materi dengan judul yang selaras dengan tema acara PKKMB 2024 Untag Surabaya, ‘Teknologi untuk Budi Pekerti’.
Dalam sesinya, Akhyari menekankan bahwa etika dan budi pekerti merupakan dua landasan fundamental yang harus terus dijaga dan diterapkan seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi. Akhyari menggarisbawahi pentingnya menanamkan nilai moral sebagai bahan dasar untuk memfilter segala informasi yang semakin lebih mudah di dapatkan.
“Saat ini kita berada di teknologi 4.0 dan ini adalah batu loncatan kita menuju teknologi society 5.0 yang menekankan pada integrasi antara dunia fisik dan juga digital,” ujarnya (24/08).
Akhyari mengungkapkan bahwa kemunculan teknologi baru ibarat pedang bermata dua, di mana dampak positif dan negatifnya berjalan beriringan, menciptakan berbagai persepsi dan ketakutan di masyarakat. Teknologi yang menawarkan potensi inovatif dan peluang luar biasa juga dapat menimbulkan tantangan dan kekhawatiran, seperti ketergantungan berlebihan dan penyebaran informasi yang menyesatkan.
“Di Satu sisi, teknologi menawarkan sebuah potensi yang luar biasa dan dapat dimanfaatkan seperti inovasi kewirausahaan serta koneksi dan kolaborasi secara global namun juga bisa membuat kita ketergantungan, banyak informasi yang misleading sampai kesenjangan teknologi yang terasa,” terangnya.
Dirinya menambahkan bahwa dengan munculnya teknologi baru seperti Artificial Intelligence (AI), berpotensi memberikan dampak positif yang signifikan dengan menciptakan berbagai jenis pekerjaan baru yang sebelumnya belum ada. Teknologi ini tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga membuka peluang kerja yang inovatif di berbagai sektor, yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan memberikan solusi bagi tantangan-tantangan baru di pasar tenaga kerja.
“Kita perlu mempersiapkan diri atas apa yang akan terjadi ke kiat. Dimasa yang akan datang nanti akan ada 36 juta jenis pekerjaan baru seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi karena diadopsinya teknologi society 5.0,” ujarnya dihadapan 2899 mahasiswa baru.
Akhyari menegaskan bahwa tidak perlu merasa takut dengan hadirnya teknologi baru, justru dengan hadirnya teknologi baru ini peradaban manusia akan terasa jauh lebih dinamis dan memanfaatkan keadaan ini untuk mau terus belajar.
“Kita bisa mengembangkan teknologi yang tidak hanya inovatif namun bisa manfaatkan teknologi dengan menciptakan teknologi baru yang bisa berdampak baik untuk sosial,” ujar Akhyari memberikan materinya.
Bagi Akhyari, menjadi mahasiswa yang bijak beretika dan budi pekerti di era digital adalah dengan memiliki tujuan yang jelas dalam memanfaatkan teknologi, mengembangkan keterampilan digital, berpikir secara kritis dan eits serta menjaga keseimbangan yang ada.
“Teknologi adalah alat yang memiliki potensi besar, namun tanpa etika yang memadai, dampaknya bisa negatif. Oleh karena itu, mari kita jadikan etika sebagai kompas dalam pengembangan dan penerapan teknologi,” tegas Hananto di akhir sesinya. (Ratna)