Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Pentingnya refleksi spiritual dan pembelajaran religi menjadi bagian tak terpisahkan dalam membentuk karakter generasi muda. Tidak hanya sekadar mendalami sejarah Islam, pengalaman langsung dalam kegiatan ziarah juga memberikan kesempatan bagi para siswa untuk merenungkan makna spiritual dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Sebagai wujud nyata dari komitmen dalam pendidikan karakter, SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) Surabaya mengadakan Ziarah Wali Lima, sebuah perjalanan religi yang mendalam. Lebih dari sekadar kunjungan, kegiatan ini menjadi momen istimewa bagi siswa-siswi untuk memperkuat keimanan, meneladani perjuangan para wali dalam menyebarkan Islam di Nusantara, serta merefleksikan ajaran-ajaran luhur yang mereka tinggalkan.
Rombongan ziarah berangkat pada Sabtu, 1 Januari 2025, pukul 07.00 WIB dari SMATAG Surabaya. Dengan penuh semangat, mereka memulai perjalanan spiritual ke beberapa makam wali yang memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa.
Perjalanan dimulai dari makam Sunan Bungkul di Darmo, kemudian dilanjutkan ke Sunan Ampel, salah satu pusat dakwah Islam di masa Wali Songo. Setelah itu, rombongan menuju makam Sunan Giri di Gresik, seorang wali yang dikenal sebagai pendiri kerajaan Islam di daerah tersebut. Destinasi selanjutnya adalah makam Maulana Ishaq di Lamongan, Sunan Drajat, dan perjalanan ditutup dengan berziarah ke makam Sunan Bonang di Tuban.
Sugeng S.Pd.I, guru agama Islam SMATAG Surabaya sekaligus panitia kegiatan, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur atas hadirnya Islam di Nusantara.
“Tujuan utama ziarah ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kita sebagai umat Islam. Kita juga mengenang jasa para wali yang telah menyebarkan agama Islam. Selain itu, kami berharap dengan bertawasul melalui para wali, sekolah dapat memperoleh keberkahan dan semakin berkembang,” ujar Sugeng (1/2/25)
Selain itu, ziarah ini juga menjadi ajang edukasi bagi siswa untuk memahami tata karma dan adab saat berziarah. Mereka diajarkan untuk berdoa dengan khusyuk, menjaga ketertiban, serta menghormati tempat-tempat bersejarah yang mereka kunjungi.
Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh siswa Muslim, tetapi juga beberapa siswa non-Muslim yang ingin mengenal budaya Islam. Hal menunjukkan semangat toleransi dan kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh SMATAG Surabaya.
Aisyah Fira Al Mahgfiroh, siswa kelas X-2 yang ikut dalam perjalanan ini, membagikan pengalamannya.
“Sangat seru dan menyenangkan. Waktu di makam Sunan Bonang, kami naik becak dari parkiran bus sampai ke makam. Pengalaman ini sangat berkesan, terutama karena dilakukan bersama teman-teman,” ungkapnya dengan antusias (1/2/25)
Selain pengalaman yang menarik, fasilitas yang disediakan selama perjalanan juga sangat memadai. Para peserta merasa nyaman dengan transportasi yang tersedia, makanan yang mencukupi, serta waktu istirahat yang cukup sehingga mereka bisa tetap khusyuk dalam beribadah dan menikmati perjalanan dengan lancar.
Kesuksesan kegiatan Ziarah Wali Lima ini menegaskan komitmen SMATAG Surabaya dalam membentuk generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter religius dan sosial yang kuat. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan yang terus memberikan manfaat, memperkaya wawasan spiritual siswa, serta mempererat hubungan antar-siswa dan guru dalam suasana penuh kebersamaan. (Boby)