Bulan Juni Adalah Bulan Pancasila dan Bulan Bung Karno

  • 01 Juli 2019
  • REDAKSI
  • 6336

Unit Mata Kuliah Umum (MKU) Untag Surabaya bertepatan dengan bulan Juni mengadakan kegiatan Sarasehan Kebangsaan Bulan Pancasila dan Bulan Bung Karno 2019 di Gedung Graha Widya lantai 2 Untag Surabaya, (25/06/19). Kegiatang dengan tema ‘’Relevansi Pendidikan Karakter Bangsa Bung Karno Songsong Human Society 5.0. di Indonesia’’ dihadiri seluruh unit satuan pendidikan YPTA dan Orkem Mahasiswa.

Rektor Untag Surabaya, Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., C.M.A., C.P.A., mengaku bahwa ide pendirian Untag Surabaya adalah inisiatif dari pemikiran Bung Karno. Sebagai kampus nasionalis sudah selayaknya Untag Surabaya mengedepankan nilai – nilai Pancasila dan kebhinnekaan. Apalagi Untag Surabaya terpilih menjadi ketua forum Untag se – Indonesia. Maka dengan itu, tetap mempertahankan nilai – nilai Pancasila adalah hal yang mutlak dan harus dilakukan.

‘’Untag Surabaya merupakan ketua forum Untag se – Indonesia. Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan bertemu dengan ibu Megawati, dalam pertemuan itu, beliau berpesan 3 hal, pertama merekonstruksi mata kuliah Pancasila, kedua merancang alat untuk memerangi radikalisme dan ketiga adalah mensosialisasikan Pancasila di kampus – kampus. Sebagai kampus nasionalis, kita harus menjaga kemajemukan ini,’’ pesannya.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unnes Semarang, Prof. Dr. Wasino M.Hum., sebagai narasumber juga berpendapat bahwa Soekrano dilahirkan untuk menjadi tokoh nasionalis. Pertama dilihat dari perkawinan kedua orang tuanya, bapa suku Jawa dan ibu dari Bali menandakan kebhinekaan dan multi etnis. Kedua, bapak Soekarno sejak awal menginginkan anaknya menjadi tokoh nasionalis, sehingga diberikanlah nama Soekarno yang dari pewayangan dalam budaya Jawa sebagai tokoh yang tegas. Ketiga, menuntut ilmu dari pendidikan barat, tetapi yang paling penting dalam pendidikannya saat dia bertemu dengan H.O.S Tjokro Aminoto. Terakhir, mahirnya Soekarno bergaul dengan tokoh – tokoh pergerakan nasional baik dari paham kiri maupun kanan.

‘’Bangsa itu lahir sebelum ada suatu negara. Bangsa itu ada berangkat dari sebuah bayangan, begitupun dengan bangsa Indonesia. Kemudian siapa yang membangun bangsa itu ? Bangsa Indonesia ? Ialah para tokoh perjuangan nasional contohnya adalah Soekarno. Karena mempunyai karakter dan jiwa nasionalis yang tinggi sehingga Soekarno dapat membangun bangsa ini di tengah – tengah perbedaan. Selain itu, buku – buku bacaannya dengan sejarah serta semangat pembebasan yang tinggi terhadap rakyat dari penjajahan (marhaenisme) membuatnya bisa menjdikan Bangsa Indonesia, Bangsa yang besar,’’ jelas Dosen mata kuliah sejarah sosial.  

Sementara itu, Dr. Harjono S.H., MCL., Hakim MK Tahun 2009 – 2014, menerangkan dasar Negara Indonesia yang akan dibangun harus ada terlebih dahulu atau disebut dengan Grassland yaitu harus menggali dari segi falsafahnya yang paling dalam. Sudah bertahun – tahun Bung Karno memikirkan hal tersebut untuk menjadikan Indonesia merdeka. Mulai dari tahun 1930 sampai 1945 dan di buktikan dengan berbagai karya – karya ilmiah berupa buku. Di jaman belanda, semua penjajah datang mulai dari internasionalis komunis sampai internasionalis agamis. Tetapi Bung Karno memilih jalan tengah, karena ajaran komunis dan negara yang terlalu agamis tidak cocok di terapkan di negara Indonesia. Itu semua sudah dipikirkan Bung Karno

‘’Bung Karno adalah pemuda yang luar biasa, yang sudah memikirkan keadaan kedepan bangsa kita mau jadi apa. Contohnya sekarang ini, untuk menghadapi era globalisasi Bung Karno sudah menyampaikan dalam pidatonya dulu yaitu ada 3 hal yang harus dilakukan. Yaitu Berdaulat dalam politik, berdikari di Bidang Ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan kebangsaan. 3 hal itu yang disebut dengan Trisakti,’’ tutup pria kelahiran Nganjuk itu.    

Reporter : MKM

Editor     : LA_Unda

 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

REDAKSI