Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Sebagai makhluk sosial manusia memiliki cara yang berbeda dalam berinteraksi satu sama lain. Namun, jika seseorang memiliki masalah yang sulit disampaikan pada orang lain akan menjadi beban pikiran.
Anrilia Ema Mustikawati Ningdyah, S.Psi., M.Ed., Ph.D., Psikolog, Dosen Psikologi Untag Surabaya mengatakan banyaknya masalah lambat laun akan menjenuhkan pikiran kita dan berujung pada stres.
“Ini terjadi karena kemampuan kita tak sama dengan stres yang kita alami. Masalah tersimpan di kepala dan terpaku pemecahan masalah membuat kita merasa sibuk atau bahasa saat ini overthingking atau stress,” katanya.
Dengan curhat, seseorang mendapatkan perspektif baru dan bahkan berbagai solusi. Karena meskipun orang lain memberikan mereka nasihat, tetapi diri sendirilah yang akan mengeksekusi hal tersebut.
“Masalah serius yang dianggap menakutkan bagi seseorang, apalagi ketika memikirkan jalan keluar dari permasalah tersebut. Dengan membagikan cerita, kita akan memiliki perspektif berbeda dari apa yang dialami melihat persoalan lebih objektif. Namun bagi orang yang diam saja, pintu solusi mungkin akan tertutup karena terpaku pada perspektif yang kita gunakan,” jelas Dosen Psikologi tersebut
Kendati demikian, beberapa individu tidak ingin bercerita pada orang lain karena mengandalkan kepercayaan terhadap orang lain. Trust Issue dapat terjadi pada orang dengan pengalaman kurang menyenangkan dalam berelasi. Pada umumnya seseorang yang mengalami trust issue akan menganggap dirinya sendiri kurang berharga.
“Sehingga mendapatkan respon yang menyakitkan dari orang lain menjadi wajar. Maka seseorang perlu membangun kepercayaan dirinya terlebih dahulu. Yang perlu dibangun adalah untuk percaya diri bahwa dirinya cukup layak dan berharga. Sehingga ia akan memiliki daya untuk membangun rasa percaya pada orang lain secara perlahan. Caranya melalui afirmasi, evaluasi yang berimbang dan memberikan kalimat positif bagi diri sendiri,” kata Dyah.
Pengalaman komunikasi yang buruk di masa lalu dengan orang lain dapat menjadi media dalam mengevaluasi diri sendiri, salah satnya dengan mengkomunikasikan kekhawatiran bagi pasangan
“Sebagai dukungan awal, pasangan perlu tau sehingga bersama bisa berprogress untuk relasi yang sehat. Sebelum suatu krisis terjadi kita punya pilihan yang nyaman untuk bercerita termasuk keluarga, sahabat, pacar, teman sebaya, maupun teman dekatmu,” tuturnya
Dengan kemudahan teknologi informasi seseorang juga dapat memanfaatkan berbagai layanan kesehatan mental digital yang dapat diakses melalui perangkat komunikasi.
“Pun jika tidak ada kita bisa buat simple, banyak sekali yang bisa dipakai seperti layanan konseling online yang dapat dipakai kapanpun dan dimanapun. Tak perlu memaksakan pada yang kita kenal,” jelasnya
Dyah berharap masyarakat dapat memanfaatkan layanan kesehatan mental yang ada. Karena kesehatan mental tanggung jawab diri kita sendiri. (Nabila)