Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Program Studi (Prodi) Sastra Jepang Untag Surabaya sukses menyelenggarakan project based learning mata kuliah Nihon Gekiron (Drama Jepang) pada Senin 16 Desember 2024. Kegiatan tahunan ini dirancang untuk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari sekaligus menjadi penilaian akhir semester.
Proyek ini tidak hanya sebagai penilaian akademik, tetapi tetapi juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan bakat seni peran. Para mahasiswa menampilkan berbagai genre drama, mulai dari adaptasi karya terkenal, naskah orisinal hasil gagasan mahasiswa sendiri, hingga drama satir yang penuh kritikan sosial.
Zida Wahyuddin, dosen pengampu mata kuliah Nihon Gekiron, turut memberikan pesan motivasi kepada mahasiswa tingkat awal (ichinensei) untuk terus semangat belajar Bahasa jepang.
“Karena ini memiliki nilai komersial, jadi saya harapkan kedepan para ichinensei tetap semangat, tetap belajar bahasa jepangnya untuk kita menjukan kemasyarakat bahwasannya kita bisa menunjukan dalam produk luaran yaitu drama jepang,” ungkap Zida (16/12).
Pertunjukan kali ini menampilkan dua drama dengan tema yang berbeda, yaitu Ubume dan Samurai. Kedua kisah drama tersebut menggambarkan cerita penuh emosi, memperlihatkan sisi kelam kehidupan manusia.
Drama pertama, Ubume, mengisahkan tragedi seorang wanita yang sedang mengandung delapan bulan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kekerasan fisik yang digambarkan dengan menendang dan menginjak tubuh istrinya hingga berujung pada kematian sang istri dalam keadaan mengandung. Cerita ini menggambarkan perjalanan roh wanita tersebut yang menjadi ubume atau hantu gentayangan, meminta warga untuk merawat anaknya.
“Di Jepang, drama ini disebut Ubume, kalo di Indonesia kita kenalnya kuntilanak. Jadi drama ini menceritakan seorang istri yang meninggal dalam keadaan hamil setelah di KDRT oleh suaminya. Hingga si istri menjadi hantu yang bergentanyangan yang meminta tolong warga untuk mengurus anaknya,” ungkap Nuno Nurindra, ketua drama Ubume.
Drama kedua, mengangkat kisah heroik seorang samurai tak bertuan. Mengisahkan seorang pangeran yang menghadapi kehancuran usai istananya diserang oleh bangsa Mongol. Serangan tersebut membuatnya belajar strategi perang dan membawanya menjadi seorang ronin, yaitu samurai tak bertuan.
“Drama kedua ini menceritakan seorang samurai. Tapi samurai itu biasanya identik dengan orang biasa yang jadi prajurit. Dalam cerita ini samurai itu adalah seorang pangeran dari Kerajaan, yang Kerajaannya hancur usai diserang oleh bangsa Mongol, hingga akhirnya sang pangeran mulai belajar tentang strategi perang dan berpetualang hingga menjadi ronin” jelas Yudhandra Negara, narrator drama samurai.
Proyek ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran, tetapi juga membuktikan kemampuan mahasiswa Sastra Jepang Untag Surabaya dalam menciptakan karya seni yang bernilai dan layak diperkenalkan kepada masyarakat. (Ayuni)