Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Sebuah inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa Untag Surabaya dengan memanfaatkan Pepaya Muda (Kates) sebagai bahan baku camilan dari pengembangan olahan kentang, berhasil lolos dalam Pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dan menciptakan terobosan di dunia kewirausahaan, khususnya dalam kategori makanan dan minuman.
Tim Tes Kates Mustofa dipimpin oleh Bayu Surya Ramadhan (Prodi Manajemen), dengan anggota Ariska Fauzia Amalia (Prodi Psikologi), Mochamad Raka Putra Soebandono (Prodi Manajemen), dan Amalia Tizka Zhahrina (Prodi Akuntansi), serta didukung oleh Dosen Pendamping, Febby Rahmatullah Masruchin, ST., MT.
Pulau Madura, yang kaya akan hasil alamnya, menjadi sumber inspirasi bagi mereka. Dengan menyadari potensi besar pada buah pepaya muda dan kekurangan dalam pengolahan buah pepaya oleh masyarakat setempat.
“Pepaya muda di Madura kurang dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi yang rendah. Oleh karena itu, kami ingin mengolahnya menjadi produk dengan daya jual tinggi,” tukas Bayu selaku Ketua Tim (14/5)
Melalui riset dan wawancara yang mereka lakukan di Desa Tebul, Bangkalan, pada 20 Januari 2024, mereka menemukan bahwa buah pepaya lokal, terutama yang masih muda, memiliki peluang besar untuk diolah menjadi camilan ringan yang bernilai ekonomis tinggi.
Inspirasi ini berkembang menjadi produk ‘Tes Kates Mustofa’, camilan ringan dari pepaya muda jenis calina. Dengan menyadari bahwa produk serupa kentang mustofa sering didatangkan dari luar dan mahal, ‘Tes Kates Mustofa’ diharapkan menjadi alternatif yang lebih terjangkau dan mudah didapatkan, sambil tetap menjaga kualitas dan cita rasa unggul.
“Persiapan kami dimulai dengan perencanaan proposal, mencari informasi dari berbagai sumber tentang bahan pengganti kentang, menelusuri kemasan yang cocok, dan kemudian melakukan riset produk,” jelas mahasiswa Prodi Manajemen tersebut.
Dalam perencanaan pengembangannya, produk Tes Kates Mustofa menggunakan berbagai teknik pemasaran yang modern, termasuk penjualan melalui media online seperti Instagram, Go Food, dan Shopee, serta strategi penjualan langsung melalui outlet event dan penitipan di tempat oleh-oleh. Selain itu, mereka juga menjalin kerja sama dengan instansi terkait untuk mempromosikan produk sebagai buah tangan khas daerah.
Produk Tes Kates Mustofa tidak hanya memiliki nilai ekonomis yang tinggi, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani pepaya lokal serta mengedukasi masyarakat akan potensi buah pepaya muda yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Febby Rahmatullah Masruchin, ST., MT, Dosen Program Studi Arsitektur Untag Surabaya sekaligus dosen pendamping tim Tes Kates Mustofa, berharap bahwa produk ini dapat memiliki nilai jual yang tinggi dan memberdayakan masyarakat sekitarnya.
“Produk ini dapat meningkatkan nilai dari pepaya muda (kates) yang selama ini harganya murah atau bahkan tidak banyak dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi. Selain itu, memberdayakan masyarakat desa khususnya ibu-ibu dengan meningkatkan pendapatan melalui suplai pepaya muda dan membantu dalam proses produksi,” tukasnya
Kiprah Tim Tes Kates Mustofa dalam P2MW ini membuktikan bahwa mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam dunia bisnis, dan siap menghadapi tantangan dalam mengembangkan usaha mereka. Sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi ekonomi lokal, memperkenalkan keunikan budaya Madura melalui produk mereka, dan meraih kesuksesan dalam dunia kewirausahaan.
“Semoga Tim Tes Kates Mustofa dapat mengangkat budaya melalui produk mereka, seperti dalam nama, logo, kemasan, dan media pemasaran. Dengan demikian, masyarakat yang membeli produk Tes Kates juga dapat mendapatkan edukasi budaya,” tutup Febby.
Reporter