Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Derasnya perkembangan di era digital seperti saat ini memiliki dampak terhadap perilaku seseorang, terutama perilaku anak yang cenderung lebih mudah dipengaruhi. Pengaruh tersebut dapat berdampak positif atau negatif, tergantung seperti apa pengawasan orangtua terhadap anak dan lingkungannya. Hal ini untuk mengetahui apa yang perlu diikuti, dan mana yang harus ditinggalkan. Era digital sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menandai munculnya jaringan internet, atau lebih khusus lagi teknologi informasi.
Studi di Indonesia menyebutkan setidaknya ada 30 juta anak-anak dan remaja di Indonesia merupakan pengguna internet, di mana 80% responden menggunakan internet untuk mencari data dan informasi, 70% untuk bertemu teman online melalui platform media sosial, 65% untuk musik, dan 39% untuk situs video. 24% berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal dan 25% memberitahukan alamat dan nomor telepon mereka. 52% menemukan konten pornografi melalui iklan atau situs yang tidak mencurigakan dan 14% mengakui telah mengakses situs porno secara sukarela. Hanya 42% responden yang menyadari risiko ditindas secara online dan 13% di antaranya telah menjadi korban. (400 subyek usia 10-19 tahun, Sumber: Unicef dan Kemenkominfo, 2014)
Hari Anak Nasional jatuh pada 23 Juli 2019, ada beberapa kegiatan yang bertujuan untuk mencegah kasus kekerasan pada anak-anak maupun remaja. Mulai dari pelecehan seksual hingga hubungan seks bebas. Salah satu kegiatan bertajuk Pendidikan Anak pada Era 4.0 di Untag Surabaya, pada Jumat, 19 Juli lalu membahas mengenai metode tepat dalam mendidik anak di era digital. Seperti Achievable, atau sebuah tujuan yang telah ditetapkan harus dapat dicapai sehingga memiliki komitmen yang sungguh-sungguh. Selain itu ada juga Timely yang merupakan penetapan kapan tujuan tersebut harus dicapai, apakah besok, minggu depan, tahun depan, atau lima tahun lagi.
Dra. Tatik Meiyuntariningsih, M.Kes., Psikolog, memberikan beberapa hal terkait tata cara mendidik anak menggunakan metode yang sesuai dengan kondisi di era 4.0 saat ini. Wakil dekan Fakultas Psikologi Untag Surabaya itu menyebutkan bahwa SMART merupakan kunci pendidikan anak yang tepat. SMART sendiri merupakan penyederhanaan dari Specific, Measurable, Achievable, Realistic dan Timely. ‘’Kita harus memiliki tujuan yang jelas dan spesifik. Mendidik anak dalam aspek yang seperti apa, moral, intelektual, fisik, dan lainnya harus jelas. Tujuan tersebut bisa diukur, bisa tercapai dengan adanya komitmen, tujuan yang masuk akal dan juga tahu kapan tujuan tersebut harus terwujud,’’ ujarnya.
Selain itu peran keluarga juga sangat penting. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Keluarga adalah pemenuh kebutuhan anak, baik biologis maupun psikologis. Keluarga juga yang mampu menjadikan anak-anak tumbuh menjadi pribadi tangguh dan mampu hidup di tengah-tengah masyarakat. Seorang ayah dan ibu yang mendampingi dan membimbing anak dalam setiap tahapan perkembangan, yaitu mulai dari merawat, melindungi, mendidik, dan mengarahkan anak dalam kehidupannya.
Terlebih pada era digital ini, semua orangtua harus menjadi orangtua yang cerdas dalam mendidik anak sebagai generasi digital. Salah satu upaya orangtua dalam memberikan pendidikan bagi anak di era digital adalah dengan memberikan pendampingan dalam penggunaan teknologi bagi anak, sehingga dapat mengawasi anak dan mengarahkan konten-konten positif bagi anak untuk menggunakan kemajuan teknologi secara tepat sesuai dengan masa tumbuh kembang anak. Sebagai orangtua di era digital, sudah saatnya untuk membangun komunikasi dengan anak dalam situasi sesibuk apapun.
Reporter : YRS
Editor : LA_Unda