warta 17 agustus

HOME Sorotan Bentuk Sikap Kritis Mahasiswa Menghadapi Perkembangan Teknologi, Mahasiswa ILKOM UNTAG Surabaya Gelar Seminar

Bentuk Sikap Kritis Mahasiswa Menghadapi Perkembangan Teknologi, Mahasiswa ILKOM UNTAG Surabaya Gelar Seminar

18 Desember 2018
REDAKSI
5892

Dalam rangka bentuk sikap kritis mahasiswa menghadapi perkembangan teknologi, mahasiswa Ilmu Komunikasi (ILKOM) UNTAG Surabaya mengadakan Seminar bertemakan ‘’Dampak Digitalisasi Terhadap Aktualisasi Para Pemuda di Era Zaman Now’’. Kegiatan di Gedung Graha Wiyata lantai 9 UNTAG Surabaya, Jum’at, (14/12/2018) ini menghadirkan pemateri : Akademisi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kepala Pemberitaan TVRI Jatim, dan Jurnalis NET TV Jatim.

Nurudin, M.Si., Akademisi UMM mengatakan, bahwa mahasiswa harus bisa kritis terhadap media massa yang ada di Indonesia. Serta harus tahu dampak positif dan negative dari media itu sendiri.

‘’Disamping kita harus mengkritisi teknologi saat ini, kita pun harus bisa mengambil sikap. Yang harus kita lakukan adalah kampanye media, sehingga bisa memberitahu masyarakat bahwa media itu tidak semuanya bagus, tetapi sedikit banyak mempunyai kekurangan,’’ jelasnya.

Selain itu, Kepala Pemberitaan TVRI Jatim, Tubagus Yusuf menerangkan, bahwa keadaan teknologi tidak bisa dipisahkan dari manusia saat ini, dimanapun dan kapanpun itu. Apalagi teknologi komunikasi yang terus berkembang sampai saat ini seperti : fiber optics, broadcast dan lain sebagaianya.

‘’Sekarang di Negara China pembaca berita sudah menggunakan robot. Yang dikemas rapi dan sangat bagus sehingga persis seperti manusia. Itulah salah satu perkembangan teknologi di bidang ilmu komunikasi,’’ paparnya.

Sementara itu pemateri terakhir, Jurnalis NET TV Jatim, Agung Setiawan mengajak agar mahasiswa bisa menjadi broadcaster yang baik, yang tidak asal menyebar info.

‘’Karena sekarang masyarakat membutuhkan informasi yang cepat, temen-temen dari NET setiap tahunnya membuka pelatihan broadcaster, khususnya untuk mahasiswa ilmu komunikasi yang kita datangi ke berbagai Universitas. Dari situlah kita bisa mencetak broadcaster-broadcaster yang baik dan ahli, minimal tidak menyebar hoax di lingkungan sekitar,’’ pesannya. (Ma’arif)