Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Sekolah Menengah Pertama 17 Agustus 1945 (SMPTAG) Surabaya menyelenggarakan Sosialisasi Tentang Konsep Diri, Kesehatan Internet, dan Kesehatan Reproduksi. Acara yang dihadiri oleh anggota Komisi D DPRD Surabaya dan Tim Badan Pemberdayaan Masyarakat (BAPEMAS) Surabaya itu bertempat di gedung SMPTAG Surabaya, Rabu (23/03/2016).
Dra. Dyah Katarina, S.Psi anggota Komisi D DPRD Surabaya mengatakan, sosialisasi tersebut merupakan salah satu program BAPEMAS Surabaya untuk memberikan pengarahan tentang dinamika remaja surabaya mengenai konsep diri, kesehatan internet dan kesehatan reproduksi.
“Anak-anak seusia SMP masih belum bisa berpikir mana yang bermanfaat, mana yang tidak penting, dan mana yang berbahaya untuk dirinya sendiri. Ini disebabkan karena rasa keingintahuan mereka yang tinggi untuk mencari jati diri dari anak-anak ke remaja, sehingga apapun yang mereka ketahui langsung diserap tanpa menyaringnya,” jelas Dra. Dyah.
Pemerintah kota Surabaya, lanjut dia, ingin membentengi anak-anak remaja, paling tidak dengan cara mengingatkan, karena memang tidak bisa menstop gelombang informasi melalui internet. “Untuk sanksinya sendiri kita masih susah sehingga kita lakukan apa yang bisa dilakukan, salah satunya dengan memberikan pengarahan seperti ini,” tambahnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Wakil SMPTAG Surabaya, Drs. Ec. Erlyan Adrianto, S.Pd. mengatakan, materi sosialisasi yang disampaikan Wiwik Afifa, Spi., SH., MH., dan Budianti, SH., MH., tim pemateri dari BAPEMAS sekaligus dosen Fakultas Hukum UNTAG Surabaya tentang Konsep Diri, Kejahatan Internet dan Reproduksi tersebu sangat bagus sekali.
“Zaman sekarang ini jarang sekali orangtua atau sekolah menyampaikan tentang konsep ini secara mendetail, jelas, dan tidak ditutupi, sehingga anak-anak jelas dan tidak mau coba-coba untuk melihat di tempat-tempat lain.” papar Drs. Ec. Erlyan.
Drs. Ec. Erlyan berharap dari kegiatan itu siswa SMPTAG Surabaya mampu memahami dan mengerti apa yang harus dilakukan dan mana yang harus dijauhi mengingat kenakalan remaja di surabaya bukan hanya berasal dari lingkungan keluarga dan sekolah saja.
Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme