Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Pembangunan gedung parkir berlantai 4, Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 Surabaya membutuhkan lahan seluas 3.360 m2 atau setara dengan 30% luas total kebutuhan parkir sepeda motor untuk proyeksi jumlah total student body 12.000. Pertimbangan pembangunan gedung berlantai 4 tersebut adalah untuk menghindari kebisingan mengingat gedung parkir bersebelahan dengan rumah tinggal warga.
Ir.Bantot Sutriono,M.Sc, Kaprodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UNTAG Surabaya selaku penanggung jawab pembangunan gedung parkir tersebut mengatakan bahwa dimensi gedung akan disesuaikan dengan lahan yang tersedia : 24 m x 48 m, dengan alternatif pertama dibuat 4 tingkat. Tingkat 1 atau lantai dasar, lantai 2, dan lantai 3 digunakan untuk area parkir sepeda motor dan lantai akhir untuk lapangan olahraga tenis dan sejenisnya. Dengan penambahan 3 lantai tersebut setara penambahan lahan lahan seluas 3.360 m2 atau setara dengan 30% luas total kebutuhan parkir sepeda motor untuk proyeksi jumlah total student body 12.000. Untuk alternatif penambahan 4 lantai, 5 lantai terhadap prosentase kebutuhan lahan total sebagai berikut : Asumsi kebutuhan lahan parkir sepeda motor : 10.206 m2. Alternatif 3 lantai 24 m x 48 m, luas lahan equival m2: 3,360, dan prosen terhadap kebutuhan: 33%, 4 lantai 24 m x 48 m, luas lahan equival m2: 4,480, dan prosen terhadap kebutuhan: 44%, 5 lantai 24 m x 48 m, luas lahan equival m2: 5,600, dan prosen terhadap kebutuhan: 55%. Sebagai pertimbangan dampak lingkungan, untuk pembangunan lebih dari 4 lantai akan menyebabkan kebisingan penghuni tetangga yang bersebelahan mengingat lahan tersebut bersebelahan dengan rumah tinggal warga. Sehingga paling aman dipilih adalah alternatif pertama.
“ Pemilihan sistem dan material struktur utama, direncanakan sistem struktur yang dipilih adalah sistem rangka penahan momen (Moment-resisting-frame) baik arak tranversal maupun arah longitudinal mengingat fungsi bangunan dipergunakan untuk memikul beban yang relatif besar dan berdiri diatas tanah dasar yang relatif lunak. Diasumsikan gedung ditopang oleh sistem pondasi dalam (mini pile) dengan kedalaman lebih 18 meter. Sehingga sistem tumpuan akan direncanakan dengan sistem tumpuan elastis (berada antara sendi dan jepit), maka dalam analisa harus dilakukan dengan cara terintegrasi dengan bangunan atas,” Tambah Bantot.
Lanjutnya, “ Material untuk struktur moment resisting frames menggunakan material baja, sedangkan sistem plat lantai menggunakan material beton bertulang dan pondasi Pile menggunakan material beton yang di satukan dengan pile-cap dari beton bertulang dengan kekakuan yang memenuhi standard,”