Hakikat Kemerdekaan Menurut Pandangan Islam

  • 16 Agustus 2019
  • REDAKSI
  • 6516

Kemerdekaan Indonesia menyimpan banyak peristiwa bersejarah terkait perjuangan dan pencapaian sebuah tujuan. Kemerdekaan indonesia memang dikenal sebagai salah satu peristiwa kebangsaan yang memiliki makna sangat besar bagi masyarakat Indonesia atas pengorbanan para pahlawan yang telah berjuang. Dengan mengingat sejarah tersebut, rasa nasionalisme kita terhadap Bangsa Indonesia akan semakin bertambah.

Kemerdekaan merupakan salah satu karunia besar dari Allah subhaanahu wa taala kepada hamba-hambaNya. Kemerdekaan merupakan nikmat kedua setelah nikmat kehidupan. Sebagaimana nikmat-nikmat lainnya, Allah subhaanahu wa taala memerintahkan kita untuk mensyukurinya. Sebab mensyukuri nikmat akan menambah nikmat itu sendiri. Hal ini sesuai dengan QS. Ibrahim ayat 7 :

‘’Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.’’

Apabila suatu bangsa pandai memanfaatkan nikmat kemerdekaan dengan menjalani kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara penuh dengan berbagai program ketaatan kepada Allah subhaanahu wa taala, niscaya nikmat tersebut akan Allah tambah untuk kita semua. Namun sebaliknya jika kemerdekaan itu kita sikapi dengan menjalani kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara jauh dari tuntunan ilahi, maka akan ada kemungkinan nikmat kemerdekaan tersebut menjadi sumber bencana.

Menurut seorang ulama hakekat sebuah kemerdekaan atau kebebasan adalah keberadaan manusia sebagai hamba Allah baik dari sudut penciptaan, perasaan maupun akhlaq, artinya, seorang manusia, menurut pandangan Islam, barulah akan disebut merdeka jika dia sadar dan berusaha keras mamposisikan dirinya selaku hamba Allah subhaanahu wa taala baik dalam penciptaan, perasaan, maupun akhlaq. Namun hal ini akan berbeda jika dia masih menghambakan dirinya kepada selain Allah subhaanahu wa taala.

Kemerdekaan seseorang atau suatu bangsa sangat ditentukan pada seberapa besar upaya individu atau bangsa tersebut menjadikan kalimat tauhid sebagai motivator dan inspirator utama pembebasan diri atau bangsa dari dominasi apapun, siapapun selain Allah subhaanahu wa taala. Dan pada dasarnya inilah yang telah didakwahkan oleh Rasulullah shollallahualaihi wa sallam dan segenap Nabi dan Rasul lainnya dahulu kala. Tak ada seorangpun Rasul yang diutus Allah kepada umat manusia melainkan menyampaikan pesan abadi dan universal untuk hanya menyembah Allah dan menjauhi thaghut atau syaithan.

‘’Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.’’ (QS. An-Nahl ayat 36)

Ini pula yang telah disampaikan oleh sahabat Ribiy bin Aamer radhiyallahu anhu saat beliau diutus khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu anhu untuk bernegosiasi bilateral dengan negara adidaya Persia. Ribiy berkata kepada Panglima Persia Rustum :

‘’Kami (umat Islam) diutus Allah untuk mengeluarkan manusia dari penghambaan sesama hamba untuk menghamba kepada Allah semata.’’

Sehingga Rasulullah shollallahualaih wa sallam berhasil dengan gilang-gemilang mengeluarkan bangsa Arab dari kubangan kegelapan jahiliah kepada kecemerlangan kehidupan dan peradaban di bawah naungan ridho Allah Azza wa Jalla. Sehingga tampillah suatu masyarakat berperadaban baru yang menyerahkan segenap dimensi kehidupannya mengikuti apa-apa yang diturunkan Allah subhaanahu wa taaala. Sehingga lahirlah suatu ummat terbaik yang tidak merasa takut kepada apapun dan siapapun selain kepada Allah subhaanahu wa taala.

Itulah hakikat kemerdekaan dalam agama Islam. Mensyukuri sebuah kemerdakaan merupakan sebuah keharusan bagi warga negara Indonesia. Semoga kita semua dapat menyikapi kemerdekaan tersebut dengan benar dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Sumber :  https://www.eramuslim.com/suara-langit/penetrasi-ideologi/hakikat kemerdekaan.htm#.XVX7suMzbIU

Reporter : YRS

Editor     : LA_Unda

 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

REDAKSI