Niat dan Keutamaan Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawal

  • 14 Juni 2019
  • REDAKSI
  • 6299

Dalam syariat Islam selain puasa wajib di bulan Ramadhan, kaum Muslim pun diperintahkan untuk menjalankan ibadah puasa sunnah selama 6 hari di bulan Syawal. Puasa sunnah ini memiliki banyak keutamaan, sebagaimana yang diterangkan dalam hadits Qudsi, Allah subhanahu wataala berfirman :

‘’Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu).’’ Kemudian, Rasulullah melanjutkan, ‘’Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi’’.

Allah SWT menaruh keutamaan luar biasa bagi mereka yang melakukan puasa di bulan Syawal. Ada baiknya kita lihat keterangan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihayatuz Zain berikut ini.

Artinya, ‘’Keempat adalah (puasa sunah enam hari di bulan Syawal) berdasarkan hadits, ‘’Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengiringinya dengan enam hari puasa di bulan Syawal, ia seakan puasa setahun penuh.’’ Hadits lain mengatakan, puasa sebulan Ramadhan setara dengan puasa sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan puasa dua bulan. Semua itu seakan setara dengan puasa (wajib) setahun penuh’’. Keutamaan sunah puasa Syawal sudah diraih dengan memuasakannya secara terpisah dari hari Idul Fithri. Hanya saja memuasakannya secara berturut-turut lebih utama. Keutamaan sunah puasa Syawal luput seiring berakhirnya bulan Syawal. Tetapi dianjurkan mengqadhanya,’’ (Lihat Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Nihayatuz Zain, Al-Maarif, Bandung, Tanpa Tahun, Halaman 197).

Uraian di atas cukup jelas menerangkan kapan waktu pelaksanaan puasa sunah enam hari di bulan Syawal. Idealnya puasa sunah Syawal enam hari itu dilakukan persis setelah hari Raya Idhul Fithri, yakni pada 2-7 Syawal. Tetapi orang yang berpuasa di luar tanggal itu sekalipun tidak berurutan tetap mendapat keutamaan puasa Syawal seakan puasa wajib setahun penuh.

Bahkan orang yang mengqadha puasa atau menunaikan nadzar puasanya di bulan Syawal tetap mendapat keutamaan seperti mereka yang melakukan puasa sunah Syawal. Keterangan Syekh Ibrahim Al-Baijuri berikut ini kami kira cukup membantu.

Artinya, ‘’Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadhan, seperti diingatkan sebagian ulama mutaakhirin. Tetapi yang jelas-seperti dikatakan sebagian ulama, seseorang mendapat keutamaan sunah puasa Syawal dengan cara melakukan puasa qadha atau puasa nadzar (di bulan Syawal),’’ (Lihat Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ala Syarhil Allamah Ibni Qasim, Darul Fikr, Juz I, Halaman 214).

Sebagian ulama bahkan menerangkan bahwa orang yang melakukan puasa sunah seperti senin-kamis, puasa bidh 12,13,15 yang disunahkan setiap bulan, atau puasa nabi Daud AS, tetap mendapat keutamaan puasa Syawal.

Artinya, ‘’Salah satu puasa tahunan adalah (puasa enam hari di bulan Syawal) sekalipun orang itu tidak mengetahuinya, menapikannya, atau melakukan puasa nadzar, puasa sunah lainnya, puasa qadha Ramadhan atau lainnya (di bulan Syawal). Tetapi, kalau ia melakukan puasa Ramadhan di bulan Syawal dan ia sengaja menunda enam hari puasa hingga Syawal berlalu, maka ia tidak mendapat keutamaan sunah Syawal sehingga ia berpuasa sunah Syawal pada Dzul Qadah,’’ (Lihat Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Qutul Habibil Gharib, Tausyih ala Ibni Qasim, Darul Fikr, Beirut, 1996 M/1417 H, Halaman 117).

Sebagian orang masih meragukan hadits tentag berpuasa dibulan syawal, akan tetapi keraguan itu terbantahkan oleh bukti-bukti periwayatan hadits. Perhatikan ungkapan Syekh Abdullah bin Abdul al-Bassam berikut.

Hadits berpuasa enam hari di bulan Syawal merupakan hadits yang shahih, hadits ini memiliki periwayatan lain di luar hadits Muslim. Selain hadits Muslim yang meriwayatkan hadits berpuasa enam hari di bulan Syawal antara lain; Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi. Oleh karena itulah Hadits berpuasa Enam hari di bulan Syawal ini tergolong hadits mutawatir.

Hukum berpuasa enam hari di bulan Syawal adalah sunnah yang baru boleh dilaksanakan mulai tanggal dua Syawal. Apabila melaksanakan puasa sunah enam hari ini pada tanggal satu Syawal maka hukumnya tidak sah dan haram. Dalam hadits disebutkan, dari Abu Sa'id al-Khudri, dia berkata :

‘’Nabi Muhammad S.A.W., melarang berpuasa pada dua hari raya; Idul Fitri dan Idul Adha. (maksudnya tanggal satu Syawal atau sepuluh bulan Dzulhijjah’’. 

Praktik berpuasa 6 hari di bulan Syawal sama dengan berpuasa di bulan Ramadhan, boleh bersahur dan berhenti sahur saat waktu imsak. Perbedaannya, pada saat melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal, boleh dilakukan secara berurutan atau berselang hari yang penting masih di bulan Syawal. Namun apabila merujuk pada firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 133, sebaiknya dilaksanakan sesegera mungkin.

Allah berfirman, ‘’Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa’’.

Keterangan semua itu menunjukan betapa besarnya keutamaan puasa sunah Syawal. Memang waktu pelaksanaannya yang ideal adalah enam hari berturut-turut setalah satu Syawal. Tetapi keutamaannya tetap bisa didapat bagi mereka yang berpuasa sunah tanpa berurutan di bulan Syawal.

Berikut ini lafal niat puasa Syawal :

Nawaitu shauma ghadin an adai sunnatis Syawwali lillahi taala. Artinya, ‘’Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.’’

Adapun orang yang mendadak di pagi hari ingin mengamalkan sunnah puasa Syawal, diperbolehkan baginya berniat sejak ia berkehendak puasa sunnah saat itu juga. Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. Untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal di siang hari. Berikut ini lafalnya dalam bahasa Arab.

Nawaitu shauma hadzal yaumi an adai sunnatis Syawwali lillahi taala. Artinya, ‘’Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.’’ Wallahu alam.

Demikian penjelasan secara singkat mengenai keutamaan berpuasa 6 hari di bulan Syawal, semoga kita dapat menjalankannya dengan khusyuk dan khidmat. Amiiin….

Sumber : http://www.nu.or.id, https://www.liputan6.com

Reporter : MKM

Editor     : LA_unda

 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

REDAKSI