Pelajaran Dari Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

  • 04 April 2019
  • REDAKSI
  • 6336

Di antara keistimewaan dan keberkahan bulan Rajab ada salah satu peristiwa luar biasa yang menjadi sejarah bagi umat muslim dunia, peristiwa tersebut adalah Isra Miraj Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Isra Miraj adalah peristiwa yang agung, yaitu Allah subhanahu wataala memberikan keistimewaan pada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam untuk melakukan perjalanan mulia bersama malaikat Jibril, mulai dari Masjidil Haram (Makkah) menuju Masjidil Aqsha (Palestina). Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah subhanahu wata’ala sang pencipta Alam semesta.

Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat Isra ayat 1: Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Imam Bukhari mengisahkan perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dalam Shahih Bukhari, Juz 5 halaman 52.

Intinya adalah, suatu ketika Nabi berada di dalam suatu kamar dalam keadaan tidur, kemudian datang malaikat mengeluarkan hati Nabi dan mencucinya, kemudian memberikannya emas yang dipenuhi dengan iman. Kemudian hati Nabi dikembalikan sebagaimana semula. Setelah itu Nabi melakukan perjalanan Isra Miraj dengan mengendarai Buraq dengan diantar oleh malaikat Jibril hingga langit dunia, kemudian terdapat pertanyaan, ‘’Siapa ini?’’ Jibril menjawab: ‘’Jibril.’’ ‘’Siapa yang bersamamu?’’ Jibril menjawab, ‘’Muhammad’’. ‘’Selamat datang, sungguh sebaik-baiknya orang yang berkunjung adalah engkau, wahai Nabi.’’ Di langit dunia ini, Nabi bertemu dengan Nabi Adam alaihissalam, Jibril menunjukkan bahwa Nabi Adam adalah bapak dari para nabi. Jibril memohon kepada Nabi Muhammad untuk mengucapkan salam kepada Nabi Adam, Nabi Muhammad mengucapkan salam kepada Nabi Adam alaihissalam, sebaliknya Nabi Adam juga membalas salam kepada Nabi Muhammad.

Perjalanan dilanjutkan menuju langit kedua, di sini Nabi bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di langit ketiga, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Yusuf alaihissalam, di langit keempat, Nabi bertemu dengan Nabi Idris, di langit kelima Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun alaihissalam, di langit keenam, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa, Nabi Musa menangis karena Nabi Muhammad memiliki umat yang paling banyak masuk surga, melampaui dari umat Nabi Musa sendiri. Dan terakhir di langit ketujuh, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim alaihissalam. Setelah itu, Nabi Muhammad menuju Sidratil Muntaha, tempat Nabi bermunajat dan berdoa kepada Allah subhanahu wataala. Kemudian Nabi naik menuju Baitul Makmur, yaitu baitullah di langit ketujuh yang arahnya lurus dengan Kabah di bumi, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk untuk berthawaf di dalamnya.  Kemudian Nabi disuguhi dengan arak, susu, dan madu. Nabi kemudian mengambil susu, Jibril mengatakan: ‘’Susu adalah lambang dari kemurnian dan fitrah yang menjadi ciri khas Nabi Muhammad dan umatnya.’’ 

Di Baitul Makmur, Nabi Muhammad bertemu dengan Allah subhanahu wataala. Allah mewajibkan kepada Nabi untuk melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Musa alaihissalam. Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah subhanahu wataala, mohonlah keringanan untuk umatmu. Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh kali. kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan sebagiamana yang pertama. Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu. Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap pada Allah. Saya ridho dan pasrah kepada Allah.

Imam Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah wa Nihayah, Sirah Nabawiyah, Juz 2 halaman 94 menceritakan, Keesokan harinya, Nabi menyampaikan peristiwa tentang Isra Miraj terhadap kaum Quraisy. Mayoritas orang Quraisy inkar terhadap kisah yang disampaikan Nabi Muhammad, bahkan sebagian kaum muslimin ada yang kembali murtad karena tidak percaya terhadap kisah yang disampaikan Nabi. Melihat hal tersebut, Abu Bakar bergegas untuk membenarkan kisah Isra Miraj Nabi, beliau mengatakan: sungguh aku percaya terhadap berita dari langit, apakah yang hanya tentang berita Baitul Maqdis aku tidak percaya? Sejak saat itu sahabat Abu Bakar dijuluki Nabi dengan sebutan Abu Bakar As-Shiddiq, Abu Bakar yang sangat jujur. 

Lantas apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peringatan Isra Miraj tersebut ?

Ali Muhammad Shalabi dalam Sirah Nabawiyah: Irdlu Waqai wa Tahlil Ihdats, juz 1 halaman 209 menjelaskan :

Pertama, Isra Miraj adalah kemuliaan dan keistimewaan dari Allah kepada hambanya tercinta, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi, baru saja mengalami hal yang amat menyedihkan, yaitu wafatnya Ibunda Khodijah sebagai istri tercinta, yang selalu mengorbankan jiwa, tenaga, pikiran, dan hartanya demi perjuangan Nabi, serta wafatnya paman tercinta yaitu Abu Thalib, yang selalu melindungi Nabi dari kekejaman kaum Quraisy. Allah ingin menguatkan hati Nabi dengan melihat secara langsung kebesaran Allah subhanahu wataala. Sehingga hati Nabi semakin mantap dan teguh dalam menyebarkan Agama Allah subhanahu wataala. Ini memberikan pelajaran kepada kita, bahwa siapa pun yang berjuang di jalan Allah, dan menegakkan agama, seperti dengan memakmurkan masjid, memakmurkan majlis ilmu, dzikir dan tahlil, Allah akan memberikan kebahagiaan dan keistimewaan baginya. 

Kedua, kewajiban menjalankan shalat lima waktu bagi setiap muslim. Musthofa As Sibai dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan Isra Miraj dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat, sebuah keharusan bagi tiap Muslim menghadap (miraj) kepada Allah subhanahu wataala lima kali sehari dengan jiwa dan hati yang khusyu. Dengan shalat yang khusyu, seseorang akan merasa diawasi oleh Allah subhanahu wataala, sehingga ia malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk berbuat bohong, dan sebaliknya lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak kebaikan. Hal tersebut demi untuk mengagungkan keesaan Allah, kebesaran Allah, sehingga dapat menjadi makhluk Allah yang terbaik di muka bumi ini. 

Ketiga, Isra Miraj adalah mukjizat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, dengan perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, itu adalah perjalanan pertama manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan selamat. Jika hal ini telah terjadi di zaman Nabi, 1400 tahun yang lalu, hal tersebut memberikan pelajaran bagi umat Islam agar mandiri, belajar, bangkit dan meningkatkan kemampuan, tidak hanya dalam masalah agama, sosial, politik, dan ekonomi, namun juga harus melek terhadap sains dan teknologi. Perjalanan menuju ke luar angkasa adalah sains dan teknologi tingkat tinggi yang menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah umat dan bangsa. 

Keempat, Dalam perjalanan Isra Miraj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Hal tersebut memberikan pelajaran bagi kita bahwa Masjidil Aqsha adalah bagian dari tempat suci umat Islam. Membela Masjidil Aqsha dan sekelilingnya sama saja dengan membela agama Islam. Wajib bagi tiap muslim sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk selalu berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan dan keselamatan Masjidil Aqhsa Palestina. Baik dengan diplomasi politik, bantuan sandang pangan, maupun dengan harta.

Semoga dengan melihat peristiwa tersebut, kita bisa menjadi umat yang selalu mengambil hikmah dari berbagai peristiwa yang terjadi, terutama peristiwa Isra Miraj ini. Dan semoga kita bisa mengamalkan apa yang telah diperintahkan Allah S.W.T dengan sebaik-baiknya. Allahumma Aamiin.

Sumber :  www.nu.or.id

Reporter : MKM

Editor     : LA_unda  


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

REDAKSI